Sementara itu, Suyono, kakak Moeldoko mengatakan terkait dukungan ini, keluarga besar mengaku kaget.
Namun demikian menurut Suyono keluarga bersyukur dengan dukungan untuk mantan kepala staf angkatan darat tersebut untuk menjadi presiden.
“Saya sangat terharu dan bangga dengan dukungan warga yang masih menginginkan pemimpin yang peduli dengan petani, serta memikirkan semua elemen masyarakat di Indonesia,” terang Suyono.
Suyono menambahkan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko memang lahir dan besar di kampung ini pada 8 Juli 1957.
Dia anak bungsu dari 12 bersaudara, dari keluarga sederhana pasangan Moestaman dan Masfuah.
Bahkan keluarganya saat itu bisa dibilang pas-pasan. Saat di bangku SMP, Moeldoko harus rela berjalan kaki menuju sekolah.
Padahal Desa Pesing ke sekolah Moeldoko di SMP Negeri Papar berjarak cukup jauh, sekitar 6 Km.
Jika Moeldoko rela untuk tidak jajan, dia bisa naik kereta dengan uang saku Rp5 dari orang tuanya.
“Kadang-kadang bisa naik kereta, dikasih uang saku itu Rp5 kalau tidak salah. Kalau kena Kondektur uangnya habis tidak bisa jajan,” pungkas Suyono.
Editor : Rohman