BLITAR, iNewsKediri - Badan koordinasi nasional lembaga pariwisata dan pecinta alam mahasiswa (Bakornas LEPPAMI) menghadiri undangan dialog dengan tema "Definisi Bencana" yang di lakukan oleh Pegiat Literasi Blitar.
Dalam kesempatan itu juga menghadirkan Budi Pandur seorang koordinator komunitas lokal yang memperjuangkan kelestarian sumbermata air serta situs jaka tarum (situs tokoh cerita rakyat) yang berada di lahan hutan desanya dari isu wacana pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Blitar.
Bakornas LEPPAMI diwakili oleh Nuris Eka selaku Ketua Bidang Lingkungan Hidup yang ada di LEPPAMI, Dalam pemaparanya menyinggung terkait dengan dukungan terhadap teman-teman Pandur.
Dalam komitmennya memperjuangkan kelestarian lingkungan dengan upaya reboisasi lahan kritis desa serta berusaha menyelamatkan sumber mata air beserta situs peninggalan sejarah di desanya.
"Kami mendukung niatan baik Mas Budi ini, karena pada khakikatnya perjuangan kita sama, bagaimana kelestarian lingkungan serta kebudayaan menjadi hal yang perlu di seriusi dalam keberpihakanya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nuris Eka memaparkan bagaimana kondisi "environment era" saat ini.
Terkait dengan perkembangan teknologi baru dan terbarukan, kondisi alam, kebijakan berokrasi, serta arah Indonesia kedepan.
Lulusan kampus Universitas Islam Balitar itu optimis bahwasannya Indonesia akan dapat berjaya di bidang lingkungan dan ekologi di atas dunia khususnya setelah negara ini menetapkan target pencapaian "Indonesia Emas."
"Kami melihat potensi akan dilakukannya pembuatan TPA di Pandanarum oleh dinas setempat akan berpotensi merusak sumber mata air dan mengancam keberadaan situs Jaka Tarup yang kami anggap sebagai sebuah aset desa, oleh sebab itu kami menolak semenjak ada wacana tersebut sebelum benar benar terjadi," tutur Budi Pandur
Kegiatan yang berlangsung di Rumah Merdeka Blitar (26/2), itu juga menghadirkan pemuda lintas komunitas Blitar Raya sodara Mada, serta seorang aktivis politisi muda Bung Demy sebagai bagian dari pada tambahan gagasan dalam kajian yang sifatnya sektoral ini.
Editor : Rohman