Cerita Jenderal Indonesia, Setelah Pensiun Tak Mampu Lagi Menuruni Tangga

Arif
Benny Moerdani (Foto: Medsos)

JAKARTA, iNewsKediri - Pada tahun 2002 Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani atau Benny Moerdani mengalami serangan stroke.

Penyakit itu menyerang mantan Panglima ABRI sekaligus Ketua Fraksi ABRI usai terpeleset di lantai bawah sebuah hotel.

Mantan Menteri Pertahanan Keamanan serta Pangkopkamtib yang dikenal gila kerja tersebut terpaksa menjalani serangkaian terapi. Dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, disebutkan saat itu Benny sudah berumur 71 tahun.  

Diriwiyatkan bahwa pada suatu pagi, Clara Joewono  mantan sekretaris Benny di Tanah Abang, Jakarta Pusat, kedatangan tamu. Tamu yang juga sekaligus mantan atasan serta kawan lama itu tak lain Benny Moerdani.

Benny datang ke kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS) karena berniat ingin "pamer" kepada Clara, yang saat itu telah menjabat sebagai Wakil Direktur CSIS. Rupanya, setelah menjalani serangkaian terapi pasca-serangan stroke, Benny kembali bisa berjalan.

Namun, tubuh Jenderal kelahiran Cepu, Jawa Tengah yang dulu tegap tersebut, mulai terlihat ringkih. Benny bertumpu pada tongkat yang ia bawa. Ia berjalan tertatih-tatih.

“Aku arep pamer mbek kowe. Saiki aku wis iso mlaku. (Aku mau pamer kepada kamu. Sekarang aku sudah bisa jalan),” kata Benny dalam bahasa Jawa.

Menteri Pertahanan dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan V,  masa Presiden Soeharto itu lalu pelan-pelan mengayunkan kakinya dalam langkah lebar.

Hati Clara tercekat. Keduanya kemudian mengobrol tentang banyak hal, bernostalgia ke masa lalu. Pada 1970-an, Clara-lah yang membantu Benny menjalin korespondensi dengan para pejabat ASEAN.

Saat itu mereka mengobrol cukup lama hingga tiba waktunya Benny untuk pamit pulang. Benny tiba-tiba menyetop langkahnya. Di beranda kantor CSIS, ia termangu memandang tangga turun di hadapannya, seolah-olah tengah mengukur kemampuan untuk melewatinya.

Padahal, kata Clara, tangga itu cuma satu undakan pendek. Clara mengaku sempat takut menggandeng Benny. Ia tak ingin harga diri Benny sebagai jenderal runtuh karena dianggap tak becus berjalan.

Namun akhirnya ia menggamit Benny, dan tak ditepis. “Saat mobil Pak Benny pergi, saya langsung menangis. Orang sehebat beliau jadi enggak berdaya setelah sakit. Bahkan turun tangga aja dia enggak bisa,” ucap Clara, akhir September 2014.

Editor : Solichan Arif

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network