BLITAR, iNewsKediri - Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) baru-baru ini mengadakan diskusi publik.
Diketahui, diskusi publik yang diadakan PPI ini bertajuk "Membaca Peluang Fluktuasi Harga Pangan dari Sudut Pandang kearifan Lokal dan Geo Astrologi."
Perhelatan para intelektual itu juga dihadiri dari berbagai elemen masyarakat seperti; Forum Sekata, Paguyuban Petani, Bappeda, dan Dinas Pertanian.
Dimana, dalam Diskusi Publik itu turut menghadirkan praktisi geo astrologi, Imam Hambali sebagai narasumber.
Dan Dr. Lintar sebagai narasumber untuk menyampaikan tentang study analisis tentang fluktuasi harga pangan berbasis kearifan lokal.
Saat dihubungi Tim iNewsKediri, Ketua PPI Blitar, Mujianto mengatakan bahwa diskusi publik ini sangat penting untuk diterapkan.
Menurutnya, hasil dari diskusi ini jika diterapkan dapat meminimalisir kerugian para petani saat melakukan cocok tanam.
"Dari sisi geo strategis dan geo politis, apa yang akan menjadi kerugian rakyat bisa dikurangi. Lalu yang menjadi fluktuasi (harga pangan) dan bagaimana fluktuasi ini menggembirakan untuk rakyat tentu bisa dikontrol," ucap Mujianto.
Mujianto yang juga sebagai seorang analis politik juga mengatakan bahwa para kartel itu menggunakan ilmu geo astrologi untuk memainkan harga pasar.
"Yang perlu diantisipasi adalah bagaimana kartel akan bermain dan ilmu kartel yang dipakai juga sama seperti ini (geo astrologi). Maka dari itu, tentu kami akan berdiskusi dengan berbagai pihak agar rakyat tidak mengalami kegalauan dan keguncangan yang luar biasa akibat permainan kartel tersebut. Dan disitulah fungsi PPI akan bergerak" jelas Mujianto.
Sementara, Staf Ahli Bupati Tavip Wiyono mengatakan jika ilmu ini bagus tapi perlu dikolaborasikan dan diintegrasikan dengan program pemerintah daerah.
"Ilmu yang luar biasa ini harus dikolaborasikan dan diintegrasikan dengan program (Pemerintahan Daerah). Karena ketika kita mengatakan pada masyarakat, yang mana masyarakat sudah meninggalkan pola seperti ini," ujarnya.
"Sadar atau tidak kita sudah melakukan hanya perlu melakukan komunikasi dan integrasi sehingga harapan kita, perhitungan yang akan datang bisa dikolaborasikan dan benar-benar bisa diterima," katanya menjelaskan.
Terakhir, Tavip Wiyono juga memberikan pesan untuk diskusi tentang keilmuan ini perlu diilmiahkan.
"Penjelssan ini perlu diilmiahkan, kalau ilmiah tentu pemahaman pada masyarakat akan lebih masuk," pungkasnya.
Editor : Rohman