get app
inews
Aa Read Next : Tugu Tapal Batas Era Prabu Kertajaya Ditemukan di Kabupaten Kediri, Berangka Tahun 1123 Saka

Terkuak, Inilah Daerah Persemayaman Para Dewa di Nusantara yang Memiliki Peran Penting

Jum'at, 03 Juni 2022 | 15:45 WIB
header img

KEDIRI iNewsKediri - Lumajang menjadi salah satu daerah penting di masa Kerajaan Kediri hingga Majapahit.

Di masa Kediri misalnya, Raja Kameswara bahkan melakukan perjalanan spiritual ke Gunung Semeru yang ada di Lumajang.

Nama Lumajang yang dulu bernama Lamajang juga banyak disebut dalam kitab-kitab kuno seperti Kakawin Negarakertagama dan Pararaton.

Pada kitab itu disebutkan Lamajang memiliki arti penting di masa Kerajaan Majapahit awal dan kedudukan dari Arya Wiraraja.

Di sanalah Arya Wiraraja mendapat bagian tanah Jawa bagian timur dengan nama Lamajang Tigang Juru sampai pada masa Majapahit di zaman Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.

Dikutip Dikuti "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru : Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur" karangan Mansur Hidayat, pada Babad Tanah Jawi menyebutkan peranan penting Lamajang yang sudah berganti nama menjadi Lumajang pada abad 17.

Nama Lumajang atau Lamajang sendiri memiliki dua arti mendasar, bersifat spiritual dan material.

Secara spiritual nama Lamajang berarti Luma (rumah) dan Hyang (Dewa) yang berarti rumahnya para dewa atau rumah yang suci.

Di samping itu ada pendapat yang menyatakan bahwa Lamajang berasal dari Lemajang atau Lemah (bumi) dan Wejang (ajaran) yang berarti daerah tempat belajar.

Di masa Kerajaan Kediri, Lamajang menjadi daerah penting, Raja Kameswara bagian pernah melakukan perjalanan spiritual ke Gunung Semeru, pada tahun 1182 Masehi.

Di sinilah sejumlah tempat-tempat dibangun oleh Kerajaan Kediri demi memfasilitasi pelaksanaan ritual-ritual keagamaan ke Gunung Semeru, yang dianggap suci.

Hubungan antara Kerajaan Kediri dengan Lamajang terlihat pada Prasasti Tesirejo dan Arca Lembu Nandini yang ditemukan di Desa Kertosari.

Pada Prasasti Tesirejo berbunyi Kaya Bhumi Sasi Iku yang artinya seperti bumi bulan itu.

Namun kalimat sebenarnya adalah candra sengkala yang bernilai 1113 Saka atau 1191 Masehi.

Adanya prasasti ini dapat diartikan bahwa para petinggi Kerajaan Kediri dalam rangka kunjungan ritual keagaamannya ke Gunung Semeru telah mendirikan suatu tempat yang bisa digunakan sebagai peristirahatan untuk mendaki, Gunung Semeru.

Selanjutnya di masa Kerajaan Singasari, Lamajang juga masih menjadi daerah penting.

Konon keberadaan Candi Gedong Putri yang diperkirakan sebagai reruntuhan bangunan kuno yang merupakan kompleks permukiman yang lebih luas dan ditempati oleh bangsawan dengan kota pendukungnya.

Hal ini dibuktikan pula dengan sebuah arca yoni hanh sangat indah dan halus sekali buatannya dengan luasnya kompleks yang ada di situs ini.

Oleh karena itu, daerah Candipuro yang subur ini sangat cocok untuk suatu pusat perkotaan bagi Kerajaan Singasari, sehingga dapat mengeksplorasi maupun mengontrol kekayaan alam di Lamajang.

Prasasti Mula Malurung juga merupakan bukti otentik yang perlu ditafsirkan untuk melukiskan pengaruh Singasari di Lamajang.

Prasasti yang dikeluarkan oleh anak Raja Anusapati yaitu Raja Wisnuwardhana ini dikeluarkan pada tahun 1225 Masehi, yang salah satu isinya merupakan pengangkatan anak sang Maharaja Sminingrat (Wisnuwardhana), yaitu Nararya Kirana menjadi juru atau raja bawahan di Lamajang.

(OZ)

Editor : Rohman

Follow Berita iNews Kediri di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut