get app
inews
Aa Text
Read Next : Sebelum Tambang Emas Beroperasi, Ini yang Diminta Bupati Trenggalek Kepada PT SMN

Bidang Lingkungan Hidup LEPPAMI, Minta Pemerintah Ambil Sikap Atas Pencegatan Kapal Pertamina Prime

Rabu, 06 April 2022 | 12:43 WIB
header img
Kapal Greenpeace cegat pemberangkatan Kapal Pertamina milik Indonesia

KEDIRI, iNewsKediri - Penghadangan Kapal Pertamina Prime, kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang dilakukan oleh Aktivis Lingkungan Greenpeace di laut Denmark membuat keresahan tersendiri.

Dengan mengimpor minyak dari Rusia, PT Pertamina dituding telah melakukan supporting finansial terhadap perang Rusia Ukraina.

Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Himpunan Mahasiswa Islam (LEPPAMI) PB HMI, mendesak pemerintah segera merespon hal tersebut untuk menentukan kedudukan Pertamina dan Indonesia dalam kasus yang sedang terjadi.

Hal ini disampaikan oleh direktur Lingkungan Hidup LEPPAMI PB HMI Nuris Eka dalam sambungan telfon.

"Kami LEPPAMI PB HMI, mendesak pemerintah segera menentukan kedudukan Pertamina dan Indonesia dalam dugaan pendanaan perang Rusia melalui mekanisme impor minyak oleh Pertamina dari Rusia dalam status perang," ujarnya.

Dalam temuan Greenpeace (organisasi nirlaba yang berfokus pada lingkungan) pada Kamis, 31 Maret 2022 telah berhasil melakukan blokade terhadap 2 kapal pengangkut minyak di perairan Denmark, yaitu kapal super tangker pertamina prime dan Seaoath yang berusaha berdekatan untuk proses transfer minyak.

Greenpeace menyatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak Moskow melakukan yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari.

Dari jumlah itu, 132 diantaranya menuju Eropa termasuk kasus pertamina prime yang di miliki oleh BUMN Indonesia tersebut.

Status kapal dengan kapasitas 2 juta barel sekali angkut tersebut meski di milik BUMN Indonesia, namun terdaftar di Singapura dengan laju tujuan adalah ke China.

Hal ini bagian dari pada pola Bisnis Internasional yang di lakukan oleh Pertamina dan Industri perkapalan yang memang di akui wajar oleh Nuris Eka.

"Kita memang memahami, pola sirkulasi yang dilakukan dalam invasi bisnis minyak Dunia apàlagi yang melibatkan industri perkapalan, tidak selalu harus berbendera Indonesia, melainkan sebagai efek sirkulasi pasar internasional sangat dimungkinkan untuk berbendera negara lain dan menggunakan instrumen Industrialisasi Internasional dalam pengembangan bisnis multi negara, kata Nuris menjelaskan.

Nuris Eka juga menegaskan kedudukan sikap pemerintah haruslah jelas.

Bagaimana memberikan klarifikasi terhadap kegaduhan Internasional terkait PT Pertamina dalam posisi bisnisnya serta dalam bauran perpolitikan global.

Karena pentolan Lingkungan hidup di LEPPAMI ini menilai cukup wajar Greenpeace melakukan filterisasi terhadap pergerakan minyak, khususnya dalam kasus pertamina prime dan perminyakan Rusia.

Karena memang Greenpeace berorientasi pada lingkungan menekan laju eksploitasi minyak sebagai bagian dari pada menekan laju krisis iklim yang di sebabkan oleh outfit minyak dan kerusakan lingkungan yang di timbulkan akibat pertambangan, serta mereka juga terlahir dari pada gerakan anti perang.

"Pemerintah harus mampu memberikan klarifikasi kedudukan serta polarisasi bisnis yang ada di Pertamina, sehingga masyarakat dunia tahu bahwa sikap posisi tersebut bukan bagian dari pada kedudukan Indonesia atas status perang Rusia dan Ukraina, dan atau jika memang sebaliknya " tegasnya.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut