TUBAN, iNewsKediri – Ritual menolak hujan yang berlangsung di lokasi petilasan Empu Supo di wilayah Tuban, Jawa Timur menelan korban.
Seorang ibu dan anak tewas saat melangsungkan ritual pawang hujan seperti yang dilakukan Rara Istiati Wulandari di Sirkuit Mandalika, Lombok beberapa waktu lalu.
Kedua korban, yakni Marsih dan Mariyanto diduga keracunan gas belerang yang ada di kawasan kolam petilasan Empu Supo.
“Ceritanya ritual minta terang. Ibunya bakar-bakar di situ, anaknya pingsan. Ibunya mau nolong ikut jatuh sekalian. Itu keracunan, meninggal dua duanya orang-orang tahunya sudah jam delapan,” tutur Mariyem, warga Desa Dermawuharjo.
Informasinya, korban khawatir hujan akan mengguyur saat mereka melangsungkan panen di sawah. Karenanya mereka mendatangi petilasan Empu Supo untuk melangsungkan ritual menolak hujan.
Empu Supo merupakan empu pembuat keris pusaka jaman Kerajaan Majapahit. Di lokasi petilasan tersebut terdapat kolam air yang mengandung gas belerang.
Entah bagaimana persisnya, warga tiba-tiba mendengar teriakan orang meminta tolong yang datang dari arah petilasan. Warga langsung mendatangi lokasi dan mendapati ibu dan anak tersebut sudah tidak bernyawa. Kedua jenazah langsung diveakuasi.
Kapolsek Grabagan Polres Tuban Iptu Darwanto membenarkan diduga kedua korban akibat keracunan gas belerang yang ada di lokasi petilasan.
Ia juga mengatakan lokasi petilasan yang merenggut nyawa korban memang kerap didatangi warga untuk keperluan ritual.
Aparat kepolisian juga langsung menutup lokasi kejadian dengan memasang garis polisi (police line). “Dugaan sementara akibat menghirup gas beracun. Saat ini kita masih melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Editor : Solichan Arif