get app
inews
Aa Read Next : Jelang Ramadan 15 Ribu Santri Ponpes Lirboyo Mudik Bareng

Cerita Terbujuknya Kiai Mojo dan Kemarahan Pangeran Diponegoro

Senin, 21 Maret 2022 | 10:52 WIB
header img
Kiai Mojo yang memiliki nama asli Muslim Muhamad Halifah, salah satu sosok penting dalam Perang Diponegoro atau Perang Jawa pada 1825-1830. (Foto wikipedia)

KEDIRI, iNewsKediri - Kiai Mojo merupakan salah satu tokoh penting dalam Perang Diponegoro (1825-1830). Selain panglima perang, Kiai Mojo juga seorang organisitaoris yang handal.

Kiai Mojo yang memobilisasi golongan ulama dan santri dalam perang Diponegoro. Ulama dan santri digerakkannya untuk berkumpul di Selarong, markas perjuangan Pangeran Diponegoro.

Sejarawan Peter Carey dalam  buku  “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785–1825” menyebut ada sekitar 200 laki-laki dan perempuan kaum santri yang bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro.

Beberapa di antara mereka terdapat orang Arab dan peranakan Tionghoa. Ada juga golongan santri istana yang merupakan anggota hierarki pejabat resmi Islam dan resimen pasukan yang direkrut dari para santri keraton.

Kiai Mojo juga menggerakkan keluarga besarnya serta para santrinya yang datang dari tiga pesantren di Mojo dan Baderan, dekat Delanggu, dan Pulo Kadang, dekat Imogiri.

“Mereka semua dimobilisasi Kiai Mojo untuk ikut berperang bersama Diponegoro,” tulisnya.

Kiai Mojo memiliki nama asli Muslim Muhamad Halifah. Ia lahir 1782 dan berasal dari trah bangsawan. Ayahnya bernama Iman Abdul Ngarip seorang ulama besar dari Keraton Surakarta dengan sebutan Kyai Baderan.

Sedangkan ibunya, R.A Mursilah adalah adik Sultan Hamengkubuwono III. Kiai Mojo tumbuh kembang di dalam lingkungan santri priyayi.

Sepulang belajar dari Mekah, pengetahuan agamanya makin menebal. Selain memahami Al-Qur’an, Kiai Mojo juga menguasai sejarah dan manuskrip Arab. Ia  juga piawai berorganisasi.

Sikapnya yang rendah hati membuatnya mampu menjangkau semua lapisan sosial. Kiai Mojo membangun jaringan sekaligus hubungan yang karib dengan banyak pesantren di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali. Ia pernah menjadi penghubung antara Kraton Surakarta dan Kerajaan Buleleng di Bali.

Kolonial Belanda tak tinggal diam. Melalui telik sandi pribumi kelebihan dan kelemahan Kiai Mojo dipelajari.

Belanda mengambil momentum saat Kiai Mojo tengah bersilang pendapat dengan Pangeran Diponegoro yang memintanya kembali ke tempat kelahirannya di Pajang.

Di tengah perjalanan menuju wilayah Pajang, muridnya yang bernama Kiai Dadapan, membujuk Kiai Mojo untuk bertemu perwakilan Belanda, Letnan Kolonel Wironegoro. Ia terbujuk.

Peristiwa pertemuan itu berlangsung pada Oktober 1828. Dalam pertemuan Kiai Mojo mengajukan sejumlah permintaan dan langsung dituruti Kolonel Wironegoro dengan syarat perang dihentikan.

Kiai Mojo lalu memberitahukan pertemuan tersebut dengan berkirim surat kepada Pangeran Diponegoro. Alih-alih senang, Diponegoro malah marah dan memanggil Kiai Mojo untuk kembali ke markas di daerah Pengasih.

Kolonial Belanda bergerak lebih cepat. Pada 12 November 1828, Belanda langsung menangkap Kiai Mojo di Desa Kembang Arum, Utara Yogyakarta.

Kolonial Belanda menggiring Kiai Mojo dan pasukannya ke Klaten dan berlanjut dibawa ke Batavia. Ia dijebloskan ke dalam tahanan selama setahun.

Pada awal 1830 Kiai Mojo bersama 60 orang pengikutnya dibuang ke Minahasa. Istrinya menyusul setahun kemudian.  

Para pengikut Kiai Mojo mendirikan Kampung Jawa di Tondano. Kiai Mojo menulis manuskrip berbahasa Jawa pegon (1833) yang berisi perjuangan melawan penjajah.

Tertulis kalimat: Berjuang untuk kepentingan kemaslahatan para hamba Allah semua, untuk kesejahteraan negeri, serta untuk kepentingan kelestarian agama Islam.

Pada 20 Desember 1849, Kiai Mojo meninggal dunia di pengasingan pada usia 57 tahun. Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun itu juga berakhir dengan kekalahan.

Editor : Solichan Arif

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut