get app
inews
Aa Read Next : Idul Adha 1444 H, RSTN dan Kapolda Jatim Sumbang 8 Ekor Sapi Untuk Kurban

Para Peternak Wajib Tahu dan Waspada, Berikut Ini Ciri-ciri Penyakit Hewan Sapi Lumpy Skin

Selasa, 08 Maret 2022 | 10:35 WIB
header img
Ilustrasi sapi Terkena lumpy skin

KEDIRI, iNewsKediri - Profesi peternak sapi di Indonesia cukup banyak diminati.

Tidak hanya diminati oleh orang orang yang berdomisili di kampung atau desa saja, tetapi orang orang yang berdomisili di kota pun juga memiliki minat yang sama untuk menjadi peternak sapi.

Nah, untuk itu para peternak juga harus tau dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit berbahaya yang bisa menjangkiti hewan sapi, salah satunya adalah penyakit Lumpy Skin.

Media Australia, ABC News menyebut Pemerintah Indonesia mencatat sebanyak 31 desa di Pulau Sumatera melaporkan kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau.

Diperlukan tindakan cepat agar penyakit infeksius tersebut tidak menyebar lebih luas.

"Penyakit virus ini menyebabkan luka pada kulit, hewan mengalami demam, kehilangan nafsu makan, penurunan produksi susu, dan dapat menyebabkan kematian pada sapi dan kerbau," tegas laporan ABC News, dikutip MNC Portal, Senin 7 Maret 2022.

Kepala Veteriner Australia dr Mark Schipp cukup mengkhawatirkan masyarakat Indonesia jika kasus ini tidak ditanggapi serius.

Sebab, sebentar lagi akan datang bulan Ramadhan di mana konsumsi daging sapi akan meningkat.

"Saat ini baru dilaporkan di satu provinsi, tetap kami berharap sekali penanganan cepat dilakukan, terlebih Ramadhan akan segera dimulai yang mana banyak masyarakat Indonesia mengonsumsi daging sapi di bulan tersebut. Jika diabaikan, penyakit itu akan menyebar dengan cepat ke seluruh pulau di Indonesia," papar dr Schipp.

Australia memberi perhatian pada kasus lumpy skin di Indonesia bukan tanpa alasan.

Dokter Schipp menjelaskan bahwa Australia dengan Indonesia itu tidak terlalu jauh jaraknya dan ini bisa menimbulkan risiko pada hewan ternak di negara tersebut.

"Bahkan, berisiko juga untuk negara tetangga lainnya seperti Timor Leste dan Papua Nugini," ungkapnya.

Dokter Schipp sendiri mengaku sudah mengamati kasus ini sejak beberapa tahun terakhir.

Para ahli percaya bahwa ketika kasus ini ditemukan dan dalam jumlah yang besar, maka bisa mengancam industri peternakan di Australia.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut