get app
inews
Aa Text
Read Next : Terpisah 1,5 Tahun dan Tahu Istri Hamil Lagi, Lelaki Ini Benamkan Dahi di Bandara Malaysia

100 Orang Meninggal Dunia di Indonesia Akibat Covid-19 per 11 Februari 2022

Senin, 14 Februari 2022 | 20:39 WIB
header img
Pandemi Covid-19 (Foto: Pixabay)

 

KEDIRI, iNewsKediri.id - Kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan adanya kenaikan kasus ini, juga mengikuti jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia, artinya juga mengalami peningkatan.

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, sesuai data per 11 Februari 2022 ada sebanyak 100 orang warga Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Jumlah ini naik 25 kali lipat dibandingkan dengan bulan bulan sebelumnya.

“Kita amat berduka karena kemarin 11 Februari 2022 ada 100 orang warga kita yang wafat karena Covid-19. Sejak 1 Oktober 2021 sampai bulan yg lalu maka jumlah yang wafat sehari di negara kita selalu dibawah angka 100, bahkan pernah 4 orang pada 6 Januari 2021, jadi sekarang sudah meningkat 25 kali lipat. Apalagi kita sepenuhnya menyadari bahwa satu nyawa pun yang hilang maka itu tidak dapat tergantikan oleh apapun juga,” kata Tjandra dalam keterangannya, mengutip okezone Sabtu 12 Februari 2022.

Tjandra Yoga Aditama menerangkan, varian Omicron memang jauh lebih mudah menular daripada Delta, tetapi proporsi angka kematiannya jauh lebih rendah.

Meski angka kematian lebih rendah, namun tetap perlu waspada, ada beberapa negara yang angka kematian total pada saat Omicron ternyata lebih tinggi daripada ketika negara itu menghadapi varian Delta.

“Sebabnya karena jumlah kasus total memang jauh lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta,” katanya.

Dia mengatakan, dari World Economic Forum menurunkan artikel “If Omicron is less severe, why are Covid-19 deaths rising?” yang antara lain menyebutkan bahwa pada 28 Januari 2022 Australia mengalami jumlah kematian sehari paling banyak selama Pandemi Covid-19, hampir 100 orang meninggal di satu hari dengan Omicron ini, jauh lebih tinggi ketimbang waktu Australia dihantam varian Delta.

Kemudian, menurut Tjandra, Amerika Serikat pada akhir Januari 2022 juga mengalami hal yang sama, dimana ada kematian rata-rata 2200 orang seharinya, lebih tinggi daripada ketika mereka dihantam Delta September tahun yang lalu, dimana angka kematian tertinggi rata-rata dalam tujuh hari adalah 2.078 orang.

Selain itu, data lain menunjukkan bahwa di Korea Selatan angka kematian tertinggi harian terjadi pada 22 Desember 2021, yaitu 109 orang. Sebelumnya angka kematian tertinggi di Korea Selatan sebelum gelombang sekarang ini adalah pada 28 Desember 2020 yaitu 40 yang wafat.

“Di Kanada pada 27 Januari 2022 ada 309 orang yang wafat, sementara pada gelombang sebelumnya angka tertinggi di Kanada adalah 4 Januari 2021 dengan 232 kematian,” ungkap Tjandra.

Sekali lagi, menurut Tjandra, lebih tingginya angka kematian ini bukan karena Omicron lebih mematikan, tetapi karena jumlah kasus akibat Omicron di negara-negara itu naik amat tinggi.

 

 


KEDIRI, iNewsKediri.id - Kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan adanya kenaikan kasus ini, juga mengikuti jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia, artinya juga mengalami peningkatan.

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, sesuai data per 11 Februari 2022 ada sebanyak 100 orang warga Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Jumlah ini naik 25 kali lipat dibandingkan dengan bulan bulan sebelumnya.

“Kita amat berduka karena kemarin 11 Februari 2022 ada 100 orang warga kita yang wafat karena Covid-19. Sejak 1 Oktober 2021 sampai bulan yg lalu maka jumlah yang wafat sehari di negara kita selalu dibawah angka 100, bahkan pernah 4 orang pada 6 Januari 2021, jadi sekarang sudah meningkat 25 kali lipat. Apalagi kita sepenuhnya menyadari bahwa satu nyawa pun yang hilang maka itu tidak dapat tergantikan oleh apapun juga,” kata Tjandra dalam keterangannya, mengutip okezone Sabtu 12 Februari 2022.

Tjandra Yoga Aditama menerangkan, varian Omicron memang jauh lebih mudah menular daripada Delta, tetapi proporsi angka kematiannya jauh lebih rendah.

Meski angka kematian lebih rendah, namun tetap perlu waspada, ada beberapa negara yang angka kematian total pada saat Omicron ternyata lebih tinggi daripada ketika negara itu menghadapi varian Delta.

“Sebabnya karena jumlah kasus total memang jauh lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta,” katanya.

Dia mengatakan, dari World Economic Forum menurunkan artikel “If Omicron is less severe, why are Covid-19 deaths rising?” yang antara lain menyebutkan bahwa pada 28 Januari 2022 Australia mengalami jumlah kematian sehari paling banyak selama Pandemi Covid-19, hampir 100 orang meninggal di satu hari dengan Omicron ini, jauh lebih tinggi ketimbang waktu Australia dihantam varian Delta.

Kemudian, menurut Tjandra, Amerika Serikat pada akhir Januari 2022 juga mengalami hal yang sama, dimana ada kematian rata-rata 2200 orang seharinya, lebih tinggi daripada ketika mereka dihantam Delta September tahun yang lalu, dimana angka kematian tertinggi rata-rata dalam tujuh hari adalah 2.078 orang.

Selain itu, data lain menunjukkan bahwa di Korea Selatan angka kematian tertinggi harian terjadi pada 22 Desember 2021, yaitu 109 orang. Sebelumnya angka kematian tertinggi di Korea Selatan sebelum gelombang sekarang ini adalah pada 28 Desember 2020 yaitu 40 yang wafat.

“Di Kanada pada 27 Januari 2022 ada 309 orang yang wafat, sementara pada gelombang sebelumnya angka tertinggi di Kanada adalah 4 Januari 2021 dengan 232 kematian,” ungkap Tjandra.

Sekali lagi, menurut Tjandra, lebih tingginya angka kematian ini bukan karena Omicron lebih mematikan, tetapi karena jumlah kasus akibat Omicron di negara-negara itu naik amat tinggi.

 

Editor : Moch Robby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut