get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Warga Geruduk Kantor Perhutani Tuntut Ketua LMDH Dicopot Dari Jabatannya

Tampilkan Dwimuka Ardhanareswari, Didik Nini Thowok Pentas di Kediri

Minggu, 04 Juni 2023 | 19:05 WIB
header img
Tari Dwimuka Ardhanareswari dimainkan oleh Didik Nini Thowok. Foto:iNewsKediri.id/Jatmiko

KEDIRI, iNewsKediri.id – Banyak cerita dan doktrin berkembang di masyarakat bahwa Ratu Calonarang atau Nyi Girah / Janda Girah dengan sebutan  jahat, bahkan sampai mendarah daging karena doktrin tersebut telah ada sejak ribuan tahun silam. Situs  cagar budaya bekas peninggalan Ratu Calonarang  berada di Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, lalu apakah Ratu Calonarang benar-benar jahat ?

Atas cerita tentang hal tersebut terjawab pada Sabtu malam (3/6/2023) di Pura Calonarang Putuk, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri Jawa Timur dengan penampilan maestro tari dunia Didik Nini Thowok. Dalam karya terbarunya yang berjudul Dwimuka Ardhanareswari, Didik Nini Thowok menggambarkan dualisme sifat dalam diri manusia, seperti baik dan buruk, Uma dan  Durga, Yin dan Yang.

“Dalam koreografi ini penggambaran Ratu Girah/Ratu Calonarang  seorang ratu sakti dengan ilmu Tantra Bhairawa  pada waktu marah dan mengeluarkan kesaktiannya yang bisa menghancurkan sekelilingnya. Hal ini yang menyebabkan Calonarang dianggap sebagai dukun ilmu hitam dan jahat, sehingga tidak tampak sisi baiknya sama sekali. Padahal tidak seperti itu kenyataanya,” kata Didik Nini Thowok.

Penjelasan lebih mendalam tentang Ratu Calonarang/Ratu Girah ini dijelaskan oleh Jero Wayan  Suranta selaku penanggungjawab  Pura Dalem Calonarang yang terletak di Putuk Kandangan Kabupaten Kediri.

“Saya asli Bali dan mendapat anugerah pernah ditolong oleh Ratu Calonarang, istri saya koma dan kemudian sembuh setelah saya bertemu dengan beliau. Kemudian saya mencari dimana Ratu Calonarang itu berada, dan ternyata ada di situs Calonarang di Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Setelah saya sowan beliau ingin disempurnakan di tempat yang baru di Kediri dan tempat itu kita bangun Pura Calonarang  berada di Putuk Kandangan Kabupaten Kediri,” ujar Jero.

Atas amanat Ratu Calonarang pada 2017 ditambahkan Jero, ia membangun Pura Calonarang tersebut sebagai tempat penyempurnaan Ratu Calonarang /Nyi Girah /Ratu Girah.

“Ratu Calonarang milik Kabupaten Kediri, ini yang harus dipertegas. Selain itu juga perlu dibersihkan nama beliau, ada tiga hal pertama bahwa Walu Nata ing Dirah/  Ratu Calonarang bukan rajanya ratu hitam / raja ilmu leak. Kedua, Ratu Calonarang bukanlah janda karena beliau adalah istri dari Mpu Kuturan, Ketiga sebutan Ratu Dirah  harus diluruksan sesuai yang berkembang di Kediri  yakni Ratu Girah yang kemudian menjadi toponim wilayah saat ini yakni Gurah Kabupaten Kediri,” jelasnya.

Masih menurut Jero, munculnya hal jelek kepada Ratu Calonarang itu tak lebih karena faktor politik di era kekuasaan Raja Kahuripan Airlangga  yang memilki darah Bali dan berkuasa di Dhaha Kediri dengan ibukota Dhahanapura yang kekuasannya berakhir pada tahun 1042. 

Penampilan Didik Nini Thowok ini sendiri didukung oleh Pemkab Kediri, Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) dan Pura Calonarang.

“Mas Bupati Kediri, Mas Dhito Himawan Pramana mengapresiasi gelaran ini . Ini merupakan kekayaan tutur  yang sangat terkenal di Kabupaten Kediri bahkan   mendunia sejak ribuan tahun. Pelurusan sejarah seiring berkembangnya jaman juga perlu dilakukan  dan Ratu Calonarang itu ada sisi baiknya dan milik Kabupaten Kediri. Terbukti saat ini wisatawan-wisatawan dari Bali banyak yang berkunjung ke Kediri, baik di Situs Calonarang maupun Pura Calonarang,” kata Adi Suwignyo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut