KEDIRI, iNewsKediri - Rasa nyeri memang familiar dialami sebagian besar wanita saat sedang haid menstruasi. Meski kerap dianggap kondisi yang normal, nyatanya tidak semua nyeri haid bisa dianggap sebagai hal normal yang seharusnya terjadi dan dianggap sebelah mata.
Dikatakan Dr. Malvin Emeraldi, Sp.OG, nyeri haid ini ternyata bisa saja salah satu gejala dari endometriosis yang menyebabkan nyeri yang sangat parah selama periode menstruasi.
Perlu diwaspadai, selain nyeri, pengidap endometriosis juga bisa mengalami masalah kesuburan.
“Kalau kita ngomongin keluhan nyeri haid, apalagi sampai menganggun aktifitas, kemungkinan besar adalah penyebabnya adalah endometriosis,” ujar Dokter Malvin, saat ditemui di Brawijaya Hospital Antasari, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Endometriosis sendiri adalah kondisi saat jaringan (endometrium) yang membentuk lapisan di dalam dinding rahim, tumbuh di luar rahim. Nah, jaringan ini bisa tumbuh saluran telur, indung telur, usus, vagina, atau rektum.
Dalam keadaan normal, endometrium ini akan menebal ketika wanita mengalami ovulasi. Kondisi yang merupakan persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan.
Namun, Dr. Malvin menuturkan menyebut, jika tak ada pembuahan, endometrium yang sudah menebal akan luruh dan keluar dalam bentuk darah (haid). Nah, ketika seseorang mengidap penyakit ini, jaringan yang sudah mengalami proses penebalan itu ikut luruh saat fase menstruasi.
Masalahnya, karena letaknya di luar rahim, darah ini bisa mengendap dan tak dapat keluar dari dalam tubuh. Alhasil, sisa-sisa endometrium akan mengendap di sekitar organ reproduksi.
“Nah, kalau misalnya dia ada gangguan pola, lama, jumlah dan lama haidnya berbeda, tentunya kita tidak tahu masa suburnya kapan. Itulah mengapa bila ada itu bisa mengalami gangguan kesuburan,” terangnya.
Editor : Rohman