KEDIRI, InewsKediri - Klaim Negara Malaysia terhadap kesenian Reog Ponorogo menimbulkan berbagai respon dan membuat seniman tanah air bergerak.
Salah satunya di Kota Kediri, Jawa Timur, puluhan seniman Reog dan Jaranan Kediri yang tergabung dalam paguyuban Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) Nusantara, Pecut Samandiman Kediri, dan Reog HAPRA Kediri menggelar aksi tiga hari berturut- turut.
Pada Senin 11 April puluhan seniman menggelar aksi damai di pelataran Goa Selomangleng, Mojoroto, Kota Kediri, dilanjutkan pada hari Selasa 12 April perwakilan seniman menggeruduk Pendopo Kabupaten Ponorogo untuk memberikan dukungan agar Reog Ponorogo tetap menjadi milik Indonesia.
Dukungan tersebut disampaikan kepada wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita bertempat di rumah dinas Wakil Bupati Ponorogo.
Selesai menyampaikan dukungannya, para seniman Reogan atau memainkan Reog bersama dengan Seniman Reog Ponorogo di Jalan Hos Cokroaminoto Ponorogo.
Tidak berhenti sampai disitu, wujud kesungguhan dukungan ini dilanjutkan lagi pada Rabu 13 April 2022, para seniman Reog dan Jaranan Kediri yang tergabung dalam paguyuban Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) Nusantara, Pecut Samandiman Kediri, dan Reog HAPRA Kediri kembali menggelar aksi damai sekaligus ngabuburit di depan Stadion Brawijaya, Kota Kediri.
Dalam rangkaian aksi ini para seniman ini menuntut agar pemerintah Indonesia segera mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya asli dari Indonesia ke UNESCO.
Salah satu sesepuh seniman Jaranan dan Reog di Kediri, Bopo Hary Pratondo yang ikut turun langsung dalam aksi ini mengatakan, seluruh seniman reog dari Kediri merasa terpanggil untuk ikut dan menyuarakan agar Reog segera di daftarkan ke UNESCO.
"Pemerintah Indonesia harus segera mendaftarkan kesenian tradisional Reog Ponorogo ke UNESCO. Jangan sampai ada negara lain yang mengakui atau mengklaim bahwa kesenian Reog asli Ponorogo ini milik mereka. Ini penting karena akan kita wariskan ke anak cucu kita kelak " kata Bopo Hary Pratondo.
Bopo Hari Pratondo juga mengatakan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kecintaan pegiat seni di kediri terhadap Reog, dimana Reog Ponorogo merupakan kebudayaan asli peninggalan leluhur turun temurun milik Indonesia.
Masih lanjut Bopo Hary juga mengatakan, melestarikan kesenian adalah tugas kita bersama, kita semua memiliki tugas untuk melestarikan reog atau kesenian apapun di wilayah kita masing-masing jangan sampai, kesenian peninggalan kakek nenek kita di akui dan di klaim oleh negara lain, karena menurutnya itu akan merendahkan harga diri bangsa.
"Seperti halnya reog walaupun kita warga Kediri dan Reog berasal dari daerah Ponorogo sebagai sesama warga Indonesia kita juga wajib untuk merasa memiliki. Dan sekali lagi tanggung jawab nguri-nguri budaya adalah tanggung jawab kita bersama", turup Bopo Hary.
Editor : Rohman
Artikel Terkait