5 Fakta Demo Tolak Kenaikan BBM di Blitar, Salah Satunya DPRD yang Berbelit-belit?

Han's

BLITAR, iNewsKediri - Aliansi Mahasiswa Islam Blitar bergabung menyuarakan tolak kenaikan harga BBM.

Hal itu dilakukan dengan penuh hikmat dengan penampilan beberapa teatrikal seperti sholat gaib dan membakar keranda di depan kantor DPRD Kabupaten Blitar.

Berikut beberapa fakta soal demo tolak kenaikan harga BBM di Blitar.

1. Demo Diadakan oleh Aliansi Mahasiswa Islam

Aliansi Mahasiswa Islam ini terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Aksi yang dilakukan di depan Gedung DPRD Kabupaten Blitar itu berlangsung damai.

Menurut mahasiswa, dengan adanya kenaikan BBM, maka akan diikuti kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.

Dan jika ini sampai terjadi, maka tentu akan membuat rakyat semakin kesulitan, mengingat tidak semua rakyat bisa menerima Bansos dari pemerintah.

Diketahui, aksi itu diawali dengan berjalan menuntun motor dari depan kantor Pemkab Blitar ke Kantor DPRD Kabupaten Blitar.

2. Statmen DPRD yang Diduga Berbelit-belit 

Ada beberapa statmen dari pihak DPRD yang dirasa kurang tepat oleh mahasiswa.

Dimana ketika mahasiswa meminta DPRD secara tegas menyuarakan penolakan kenaikan BBM, DPRD justru tak segera mengaminkan permintaan mahasiswa.

"Kami akan menyampaikan aspirasi itu, dimana aspirasi itu adalah menolak kenaikan BBM. Kawal sampai ada keputusan," ujar Suwito Saren Satoto Ketua DPRD.

Belum selesai berbicara, mahasiswa pun langsung menyela statmen Suwito karena dianggap tidak tegas.

"Kawal sampai turun pak!," teriak para mahasiswa.

"Lha gimana ini, apa apaan ini," teriak mahasiswa yang lain.

Pernyataan Suwito itu disampaikan setelah mahasiswa berorasi di depan Gedung DPRD.

Memang nampak jika pimpinan DPRD itu agak canggung menuruti permintaan mahasiswa dengan memberikan statement tegas.

3. Keberadaan Mak Rini Dipertanyakan 

Dalam demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Islam Blitar itu juga turut dihadiri Rahmat Santoso, Wakil Bupati Blitar.

Lucunya, para mahasiswa tak hanya sekali dua kali menanyakan keberadaan Rini Syarifah, Bupati Blitar.

"Mak Rini dimana Pak?," teriak mahasiswa.

"Pak Mak Rini kok gak pernah kelihatan?" teriak mahasiswa yang lain.

Rahmat Santoso pun menjawab jika Bupati masih ada kegiatan jadi tidak bisa turut hadir.

Namun demikian, memang Mak Rini (sapaan akrab Rini Syarifah) seringkali tidak menampakkan diri saat berjumpa dengan para pemuda yang notabene warga Blitar.

4. Mahasiswa Memblokade Pintu Gerbang

Setelah aksi demonstrasi, mahasiswa nampak belum pulang.

Mereka menunggu para ketua organisasi yang masuk di kantor DPRD melakukan konsolidasi.

Meskipun hujan deras mahasiswa rela berbasah-basah.

5. GMNI Pro Kenaikan BBM

Dalam aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM, tak nampak sama sekali atribut Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Bukan tanpa sebab, GMNI lebih memilih pro dengan kenaikan harga BBM.

Sebab menurutnya kenaikan harga BBM ini sudah dirasa pas karena memang negara tidak bisa memberikan subsidi secara terus-menerus.

Hal itu disampaikan oleh Aldy Ketua GMNI Blitar saat melakukan Diagram (Dialog Bersama Mahasiswa) pada 7 September 2022 di amphiteater Perpustakaan Bung Karno.

Editor : Rohman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network