KEDIRI, iNewsKediri - Kurma ternyata ada dua jenis, kurma basah dan kurma kering. Keduanya tetap punya manfaat yang baik untuk kesehatan, mulai dari kaya nutrisi, serat, hingga antioksidan.
Namun jika disuruh memilih, lebih sehat mana, makan kurma basah atau kering saat buka puasa?
Mengacu pada Sunnah Rasulullah SAW, dijelaskan dalam laman resmi RSUD Dungus Jawa Timur, kurma yang dianjurkan dimakan saat buka puasa adalah kurma basah (ruthab). Sayangnya, di Indonesia agak susah mendapatkan kurma tipe ini, makanya kurma kering yang paling banyak dijumpai.
Ada alasan ilmiah kenapa kurma basah lebih disarankan ketimbang kurma kering. Adalah kandungan gula di dalam kurma basah yang lebih tinggi ketimbang kurma kering.
"Saat puasa, kadar gula darah menurun, sehingga badan menjadi lemas dan untuk meningkatkan kadar gula darah dalam waktu cepat, kurma jawabannya dan kurma basah memiliki kadar glukosa yang lebih tinggi," tulis Lilik Rosidah, Penyuluh Kesehatan Masyarakat RSUD Dungus di laporan tersebut
Kurma punya keunggulan lainnya yaitu tinggi serat. Ketika makan kurma saat berbuka puasa, itu akan membantu menguatkan sel-sel usus dan membantu melancarkan sistem pencernaan.
Menjadi pertanyaan sekarang, apakah kurma basah aman dikonsumsi penderita diabetes?
Karena kandungan gula yang lebih banyak ketimbang kurma kering, beberapa orang menghindari kurma basah, terlebih mereka yang punya masalah diabetes.
Padahal, kata Ahli Gizi Nazhif Gifari, penderita diabetes masih aman makan kurma basah. Asal porsinya tidak berlebihan.
"Kurma basah bagi penderita diabetes? Masih boleh kok, enggak apa-apa. Asal porsinya jangan berlebihan," jelasnya."Kurma basah bagi penderita diabetes? Masih boleh kok, enggak apa-apa. Asal porsinya jangan berlebihan," jelasnya.
"Itu juga yang terjadi pada semangka. Makan semangka boleh kok (bagi penderita diabetes), tapi kalau kebanyakan porsinya, ya gak akan baik juga dampaknya ke kesehatan," tambah Nazhif.
Editor : Rohman
Artikel Terkait