“Sebagai akibat dari penambahan berat, payudara besar juga dapat menyebabkan seseorang melenturkan tulang ke depan, menjadi kyphotic, yang membuat tulang belakang dan struktur pendukung lainnya mengalami gangguan," tambah Dokter Peter.
“Selain itu otot-otot penstabil di punggung wanita berpayudara besar harus bekerja ekstra keras untuk menjaga tulang belakang tetap sejajar. Ini mengakibatkan peningkatan tekanan dan kelelahan pada otot-otot di punggung sehingga rasanya sakit,” tambah Dokter Sheri Dewan, MD, Ahli Bedah Saraf bersertifikat di Northwestern Medicine Regional Medical Group.
Menurut Dokter Sheri Dewan, jaringan payudara hipertrofik dapat menyebabkan sejumlah masalah yang melibatkan postur, nyeri otot yang terkait dengan ketegangan di area bahu, dan peningkatan gaya gravitasi akibat payudara besar.
Semuanya dapat berkontribusi pada ketidaknyamanan atau gangguan tulang belakang.
Sementara itu menurut para peneliti di Harvard University dan University of Toronto yang mensurvei 92.106 wanita yang berpartisipasi dalam Nurses' Health Study, menunjukkan bahwa perempuan yang punya ukuran bra A atau lebih kecil pada usia 20 tahun lebih sedikit berisiko kena diabetes tipe 2.
Sedangkan perempuan yang punya ukuran bra D atau lebih besar memiliki risiko 3 kali lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Seperti dilansir dari ABC News, Dr Joel Ray, Asisten Profesor dan Pakar Klinis di Divisi Endokrinologi dan Metabolisme di University of Toronto yakin, korelasi itu ada hubungannya dengan bagaimana payudara berkembang selama masa pubertas.
Ia menjelaskan, perkembangan payudara besar atau kecil adalah ciri pubertas.
Dan kita tahu bahwa pubertas terjadi lebih awal pada gadis-gadis yang mengalami obesitas.
Makanya tak mengherankan jika gadis yang obesitas punya ukuran payudara lebih besar, dan punya risiko kena diabates tipe 2, karena korelasinya orang yang obesitas lebih terancam terkena diabetes.
Editor : Rohman
Artikel Terkait