BLITAR, iNewsKediri - Stigma takut untuk ke dokter gigi masih menjadi momok bagi peningkatan Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Sebanyak 57,6% masyarakat Indonesia memiliki keluhan pada gigi dan mulut.
Sedangkan hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang layak. Angka ini sangatlah timpang.
drg. Kurniasari Nur Rahman ketika dihubungi dalam pesan singkat senin (21/2/2022) mengatakan, Banyak pasien memang baru akan ke dokter gigi saat memiliki keluhan sakit gigi ataupun gusi bengkak.
Padahal fase sakit pada gigi dan gusi bisa jadi merupakan tanda bahwa keluhan tersebut sudah memasuki tahap lanjut.
Dokter yang praktik di RS Islam Aminah Blitar Jln. Kenari ini menambahkan, masalah infeksi di gigi (karies) ataupun gusi sebetulnya adalah penyakit yang dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut dan mengatur pola makan.
Sikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride mungkin merupakan kampanye yang sudah sering didengar namun jarang dilaksanakan dengan benar.
Dari 94,7% penduduk Indonesia yang telah melakukan sikat gigi setiap hari, hanya 2,8% yang menggosok giginya di waktu yang benar yaitu minimal 2 kali sehari di waktu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
Menjaga pola makan juga turut berperan dalam meningkatkan kesehatan rongga mulut.
Batasi konsumsi gula, soda, dan makanan yang cenderung asam. Penuhi asupan vitamin dan mineral melalui sayur dan buah serta produk olahan susu.
Jangan lupa, perbanyak konsumsi air putih harian.
Hal terakhir yang juga tidak kalah penting adalah rutin kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali.
Pemeriksaan rutin ini dapat mendeteksi adanya masalah di rongga mulut sedini mungkin agar masalah yang ditemukan segera teratasi.
Dengan rutin kontrol ke dokter gigi, anda akan banyak menghemat waktu, tenaga, dan tentu saja biaya. "Jangan menunggu sakit untuk kedokter," pungkasnya.
Editor : Rohman