get app
inews
Aa Text
Read Next : Pria di Kediri Hilang di Hutan Lereng Kelud saat Cari Burung

Sewindu Erupsi Gunung Kelud, Warga Harus Terus Waspada

Senin, 14 Februari 2022 | 20:45 WIB
header img
Simulasi Penanggulangan Erupsi Gunung Kelud (iNewsKediri)


KEDIRI, iNewskediri- Erupsi Gunung Kelud yang terjadi, pada tahun 2014 silam berdampak hingga hampir di seluruh Pulau Jawa. Kini memasuki sewindu atau delapan tahun, pasca meletus, gunung api yang berada diantara tiga kabupaten di Jawa Timur itu berstatus normal. Meskipun begitu, masyarakat, khususnya yang tinggal di lereng Gunung Kelud diimbau untuk tetap waspada .

 

Menjelang sewindu meletusnya Gunung Kelud, Pemerintah Kabupaten Kediri telah menggelar simulasi penanggulangan erupsi. Selain untuk menekan adanya korban jiwa saat Gunung Kelud meletus, simulasi bertujuan untuk pembekalan teknis penanganan awal korban bencana hingga penanganan di tempat pengungsian.

 

Sekedar mengingatkan kembali, aktivitas seismik pada awal Februari 2014 menyebabkan status Gunung Kelud menjadi waspada, hingga akhirnya pada 13 Februari 2014 malam hari gunung tersebut meletus. Material vulkanik terlontar ke langit dan jatuh, sampai menutupi hampir seluruh Pulau Jawa.

 

Letusan Gunung Kelud 8 tahun silam dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990. Tepat pukul 22.50 Wib, Gunung Kelud mengeluarkan letusan eksplosif berupa aliran magma yang menyebabkan hujan kerilik yang cukup lebat. Hujan batu dan kerikil ini dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Ngancar hingga Pare, Kabupaten Kediri.

Suara letusan juga terdengar sampai Kota Surabaya, Solo, Jogja hingga Purbalingga Jawa Tengah bahkan tujuh bandara di Jogja , Surakarta , Surabaya , Malang , Semarang , Cilacap dan Bandung terpaksa ditutup akibat hujan abu.

 

Sewindu pasca erupsi, kini Gunung Kelud kembali berstatus normal. Hanya saja, fenomena anak gunung yang terbentuk akibat aktivitas kegunungan tahun 2007 telah lenyap, dan kini memunculkan danau kawah. Menurut Kepala Bpbd Kabupaten Kediri , Slamet Turmudi fenomena danau kawah lebih memudahkan tim dalam memantau, dibandingkan saat munculnya anak gunung.

 

"Dengan adanya danau kawah, pemantauan lebih mudah ketimbang adanya anak gunung," ucap Slamet Turmudi

 

Slamet Turmudi menambahkan, 8 tahun setelah erupsi, masyarakat khususnya di lereng Gunung Kelud sudah move on, kepada kehidupan yang normal. Berbagai fasilitas umum, maupun pemukiman warga yang rusak akibat erupsi kini sudah pulih, pun demikian dengan aktivitas ekonomi warga, juga sudah kembali seperti sedia kala.

Pihaknya hanya mengimbau supaya tidak ada pihak-pihak yang berusaha mengusik ketengan warga, dengan membuat berita hoak tentang Kelud .

 

 

Editor : Moch Robby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut