KEDIRI, iNewsKediri - Adu dorong antara mahasiswa dan polisi mewarnai unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga melakukan sweeping ke dalam gedung dprd untuk mencari ketua dewan.
Massa juga menolak adanya BLT BBM, karena mereka menilai, hanya masyarakat tertentu saja yang bisa memperoleh BLT dan itupun dengan jangka waktu tertentu.
Massa yang terus mendesak masuk untuk menemui ketua DPRD, dihadang oleh anggota kepolisian. Tidak hanya saling dorong, mahasiswa juga melakukan sweeping ke dalam kantor DPRD.
Mereka ingin menyampaikan tuntutannya secara langsung kepada ketua DPRD, yang saat itu tidak ada ditempat.
Eko Yulianto, koordinator aksi mengatakan, unjuk rasa ini merupakan bentuk penolakan mahasiswa atas kenaikan harga BBM.
Tidak hanya itu massa juga menolak BLT BBM, karena dinilai hanya sebagai program pemanis belaka, pasalnya hanya masyarakat tertentu saja yang bisa memperoleh BLT, itupun dengan jangka waktu tertentu saja.
"Kami menyatakan sikap untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, dan BLT BBM yang nantinya akan diberikan kami juga menolaknya, karena itu hanya menjadi pemanis rezim oligarki, sementara kenaikan harga BBM dirasakan seluruh masyarakat, namun BLT BBM hanya diberikan kepada masyarakat tertentu," kata Eko Yulianto
Eko menambahkan, BLT BBM itu nanti juga rawan menjadi ladang korupsi, serta menjadi ajang transaksional oleh wakil rakyat dan eksekutif.
Karena tidak ditanggapi ratusan mahasiswa itu akhirnya membubarkan diri.
Massa juga mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar, karena aksinya hari ini tidak ditemui oleh ketua DPRD Kota Kediri.
Editor : Rohman