KEDIRI, iNewsKediri.id - Pemerintah Kota Kediri, bersama pemerhati budaya dan masyarakat menggelar tradisi Manusuk Sima. Tradisi turun temurun ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenang kembali kejadian penyerahan tanah pardikan dari Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala kepada Pemerintah Huwa Kapucatura pada abad 9 masehi ribuan tahun lalu.
Prosesi Upacara Manusuk Sima ini diawali dengan mengarak Prasasti Kwak. Lalu dilanjutkan dengan persembahan Tarian Budoyo Manusuk Sima karya dari Sanggar Budaya Nusantara, yang merupakan tari penyambutan para tamu undangan. Setelah tarian penyambutan tamu selesai, Prasasti Kwak ini diserahkan kepada Wali Kota Kediri.
Usai dikirab, sejumlah budayawan kemudian membacakan naskah prasasti, yang tertuang dalam Prasasti Kwak. Prasasti kemudian dijamas atau dimandikan dengan menggunakan air dari beberapa sumber mata air di Kota Kediri oleh dua tokoh agama dengan di itari dua putri, yang menaburkan bunga.
Abdullah Abu Bakar, Walikota Kediri mengatakan tradisi Manusuk Sima tersebut yang digelar setiap 27 juli, ini untuk mengingat peristiwa diberikannya tanah Pardikan Kwak atau tanah bebas pajak dari Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala pada masa Mataram kuno kepada pemerintah Huwa Kapucatura di abad 9 Masehi ribuan tahun silam.
“Manusuk Sima ini setiap tanggal 27 Juli diadakan di Kota Kediri untuk memperingati Hari Jadi Kota Kediri yang dimana sudah dimulai dari jaman kerajaan dahulu. Informasi berdirinya Kota Kediri ini berasal dari Prasasti Kwak yaitu pada Senin Legi 27 Juli tahun 879. Dusun Kuwak ditetapkan sebagai tanah sima atau daerah perdikan. Sejak masa lampau, tanah Kuwak Kediri ini sangat subur karena dialiri Patirtan Tirtoyoso. Karena kesuburan dan letaknya yang strategis, Kediri menjadi salah satu pusat peradaban dan perputaran ekonomi sejak masa lalu,” terang Wali Kota Kediri.
Abdullah Abu Bakar menambahkan sampai dengan sekarang Kota Kediri ini masih diberkahi, perekonomian juga masih berjalan dengan baik. Bila pada zaman dahulu di daerah sini merupakan daerah pertanian, pusat bertemunya orang, namun sekarang ini Kota Kediri menjadi pusat pendidikan, pusat perekonomian yang ada di daerah Karisidenan.
“Maka, sudah menjadi kewajiban kita menguri-uri budaya Manusuk Sima ini sebagai wujud syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang diberikan untuk Kota Kediri,” imbuhnya iNews Kediri
Editor : Moch Robby