KEDIRI, iNewsKediri - Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha mengatakan, dalam kesehariannya, pelaku bekerja sebagai karyawan harian bagian bersih-bersih di salah satu Kantor Urusan Agama (KUA) di Kabupaten Jombang.
“Pelaku kita tangkap di kantornya kurang dari 1x24 jam,” kata AKP Rizkika, Selasa (17/5/2022).
Lebih lanjut, menurut AKP Rizkika hubungan pelaku dan korban hanya sebatas teman kencan bertarif.
Malam berdarah itu merupakan pertemuan kedua pelaku dan korban. Keduanya saling mengenal lewat media sosial pada 6 Mei 2022.
Korban kemudian mewarkan kencan, yang disepakati pada 7 Mei 2022 di salah satu hotel di Kabupaten Kediri.
Tarifnya Rp500 ribu sekali kencan.
Namun, di pertemuan pertama itu pelaku mengaku sakit hati dengan perkataan si Nona Bocil. Korban pun merencanakan pembunuhan tersebut.
“Pelaku ini sakit hati dengan perkataan korban,” kata AKP Rizkika.
Namun AKP Rizkika tak merinci apa perkataan korban yang membuat pelaku murka.
Karena sakit hati tersebut pelaku lantas merencanakan aksi keji itu. Dia sudah mempersiapkan pisau untuk membunuh korban dari tempat tinggalnya di Desa Gudo, Kabupaten Jombang.
Di sisi lain, menurut AKP Rizkika ada motif pelaku yang juga ingin menguasai harta korban.
Karena mahalnya tarif kencan yang dipatok oleh janda tersebut, yakni Rp500 hingga Rp1 juta.
“Ada perjanjian tarif yang terlalu besar, akhirnya korban ingin menguasai kembali uangnya,” tambahnya.
AKP Rizkika menambahkan, tersangka sudah berniat menghabisi nyawa korban. Tersangka sudah membawa pisau dimana pisau ini dilapisi lakban.
Tersangka juga sudah menutup plat nomor kendaraannya saat masuk hotel.
Sebelum membunuh korban, pelaku sempat berhuhungan badan dengan korban hingga empat kali.
“Setelah berhubungan korban mengeluh capek, kemudian tersangka menawarkan pemijatan, saat pemijatan (posisi tengkurap) itu tersangka punya kesempatan melakukan tindakan pembunuhan terhadap korban,” pungkasnya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait