KEDIRI, iNewsKediri - Pemerintah secara resmi pada tahun 2022 ini telah memperbolehkan masyarakat Indonesia untuk melakukan tradisi mudik lebaran.
Dengan adanya aturan tersebut, diperkirakan jumlah pemudik akan melonjak drastis, pasalnya selama dua tahun masyarakat Indonesia dilarang mudik karena kasus Covid-19 masih tinggi.
Berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan diperkirakan pada tahun ini puluhan juta masyarakat Indonesia lebih tepatnya 80 juta orang akan melakukan perjalanan mudik pada hari raya Idul Fitri 1443 H.
Dengan diperbolehkan mudik lebaran dilakukan pada tahun ini. Kemenkes juga mengeluarkan kebijakan baru bahwa pemudik diwajibkan sudah menjalani vaksinasi booster dan hal ini menjadi persyaratan utama bagi setiap pemudik.
Kemenkes menerangkan jika vaksinasi dosis ketiga (booster) mampu meningkatkan proteksi diri seseorang.
Dengan tujuan bukan hanya melindungi diri sendiri tapi juga orang lain, terutama lansia hingga mereka memiliki sakit penyerta (komorbid).
"Mobilitas masyarakat yang masif memungkinkan penularan Covid-19 lebih tinggi. Sehingga vaksinasi booster penting dilakukan untuk membantu mengurangi dampak kesakitan jika tertular Covid-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam laman resmi Kemenkes, Minggu (27/3/2022)
Lebih lanjut, dr Nadia mengatakan optimis untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Namun, tingginya mobilitas masyarakat, perlu adanya langkah antisipasi dan perlindungan yaitu vaksinasi booster.
Sebab momen lebaran nanti, bukan hanya jadi arus mudik. Tetap juga jadi arus wisata di daerah, dia menegaskan pelayanan kesehatan siap dan dia mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk ke tempat wisata.
"Kita optimis ya bisa hidup berdampingan dengan Covid-19, selalu menjadi puncak yang tinggi apabila ada mobilitas yang bergerak (tinggi/masif). Bukan hanya mudik saja jadi idul fitri itu jadi arus untuk liburan juga, tempat wisata harus benar-benar menggunakan PeduliLindungi," jelasnya dalam 'Polemik Trijaya' pada Sabtu (26/3/2022).
Dengan demikian, dia mengatakan jika dari sisi medis telah siap jika terjadi kelonjakan.
Juga stok vaksin dipastikan aman agar masyarakat bisa mendapatkan, sebab adanya keterlibatan TNI dan Polri.
"kedua kalau bicara kemampuan memberikan vaksin yaitu vaksinator nggak ada masalah dengan keterlibatan tni polri. kita tetap siapkan fasilitas kesehatan di tengah kondisi membaik dan antisipasi mobilitas masif dengan ketersediaan oksigen, obat, proteksi perawatan," kata dr Nadia
Editor : Rohman
Artikel Terkait