WADAS, iNewsKediri - Ganjar Pranowo mengklarifikasi bahwa kegiatan pengukuran tanah yang terjadi di Desa Wadas itu merupakan bagian dari proses penyelesaian Proyek Strategis Nasional pembangunan Bendungan Bener.
Ia menegaskan juga bahwa kegiatan pengukuran tanah tersebut hanya lahan milik masyarakat yang sudah menyetujui pembangunan bendungan, kemudian pengukuran dilakukan oleh petugas BPN.
Namun untuk masyarakat yang tidak berkenan atau tidak menyetujui, tidak dilakukan pengukuran.
“Jadi yang diukur kemarin itu hanya milik warga yang setuju, yang tidak setuju tetap kami hargai dengan tidak dilakukan pengukuran dan kami terus berupaya mencarikan solusinya,” ungkapnya Ganjar ketika memberi klarifikasi.
Kemudian Ganjar selaku Gubernur Jateng menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Wadas apabila terdapat ketidaknyamanan dalam proses pengukuran tanah.
“Kepada masyarakat Jawa Tengah, khususnya Purworejo, wabil khusus masyarakat Desa Wadas, saya meminta maaf atas ketidaknyamanan pada saat proses pengukuran. Saya minta maaf dan saya bertanggung jawab,” ujarnya.
Ganjar juga menjelaskan kalau di Jawa Tengah terdapat banyak proyek bendungan yang berlangsung pengerjaannya.
Terdapat 5 bendungan yang sudah diresmikan dan 9 bendungan masih dalam proses pengerjaan termasuk Bendungan Bener.
Pembangunan proyek tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat Jawa Tengah khususnya Petani, supaya mendapatkan sumber air yang baik.
“Manfaat dari bendungan Bener yang diinginkam adalah tercukupinya kebutuhan saluran irigasi bagi 15.500 hektar lahan pertanian disekitarnya,” ungkapnya.
Tetapi Ganjar tidak menampik adanya informasi tersebut yang tidak tersampaikan dengan baik di masyarakatnya, sehingga muncul pihak-pihak yang setuju dan tidak setuju terkait pembangunan.
“Dalam proses ini kami juga merangkul Komnas HAM yang diharapkan bisa menjadi institusi netral upaya untuk menjembatani,” ujarnya.
Kemudian banyak video yang beredar pula Ganjar memberikan pemahaman untuk warga Desa Wadas, “Sing penting rukun ya, ada yang setuju, ada yang tidak setuju tidak apa-apa. Yang penting rukun. Kalau rukun kan enak, agar persaudaraan nanti tidak gontok-gontokan. Saling menghormati dan menghargai saja, ora usah petentengan,” ungkapnya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait