AGAM, iNewsKediri - Sebatang pohon berukuran raksasa berdiri menjulang di kawasan hutan rakyat Jorong Ambacang, Nagari Kota Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pohon kayu medang (Litsea Sp) memiliki diameter 4,6 meter, keliling 14 meter dan volume batang 516 meter kubik. Dari kawasan Danau Maninjau berjarak sekitar lima kilometer sebelah utara.
Dari lokasi terakhir parkir kendaraan berjarak sekitar 700 meter atau sekitar 15 menit perjalanan dengan kondisi jalan yang tidak sulit dilalui. Pohon raksasa yang menarik perhatian itu menjadi salah satu penyumbang sumber air bagi masyarakat dan danau vulkanik.
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau Ade Putra mengatakan, pohon kayu ini merupakan yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia karena kayu tane mahota di Selandia Baru ukurannya hanya 4,4 meter.
Begitu juga dengan pohon kayu Queets Spruce di Olympic National Park, Amerika Serikat. Sebagaimana dilansir Outdoor Project, hanya memiliki volume batang mencapai 337 meter kubik.
Pohon kayu red creek fir di San Juan Valley, Vancouver Island, British Columbia, Kanada hanya memiliki volume batang 349 meter kubik dan pohon kayu two towers di Tasmania, Australia hanya bervolume batang 358 meter kubik.
Pohon kayu Medang itu tumbuh di hutan rakyat. Keberadaannya terjaga dengan baik oleh kearifan lokal masyarakat setempat. Usianya telah mencapai 562 tahun. “Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar itu hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat merupakan hal yang luar biasa,” ujar Ade Putra.
Wali Nagari Koto Malintang Naziruddin mengatakan pohon kayu itu pertama kali ditemukan pada tahun 2013 setelah ia dilantik menjadi wali nagari atau kepala desa adat setempat.
Saat itu pihaknya beserta perangkat nagari mencoba mencari potensi yang ada di hutan rakyat. Dalam pencarian itu ditemukan enam pohon kayu berukuran besar. Namun paling besar ada satu pohon dan selebihnya hanya berdiameter dua sampai tiga meter.
“Pertama kali ditemukan, di lokasi banyak tumbuh pohon kayu dengan ukuran kecil, sehingga pihaknya terkejut melihat pohon kayu berukuran besar. Pohon berukuran besar berjarak sekitar 200 meter antar pohon ke pohon lain,” katanya.
Keberadaan kayu raksasa itu menghasilkan air bersih bagi lima jorong di Nagari Koto Malintang dan sumber air ke Danau Maninjau.
Saat ini hutan rakyat di Nagari Koto Malintang memiliki luas sekitar 1.800 hektare. Di lokasi hutan rakyat, juga terdapat ratusan pohon durian, surian dan lainnya dengan kondisi terjaga baik.
Di kawasan yang sama bahkan pernah tumbuh bunga bangkai jenis Amorphophallus gigas setinggi 4,13 meter atau tertinggi di Indonesia. Namun bunga bangkai itu gagal mekar sempurna akibat curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu pada November 2021.
“Bunga gagal mekar dan menjadi layu. Lokasi bunga itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari kayu besar,” terangnya.
Editor : Solichan Arif