get app
inews
Aa Text
Read Next : Wabah PMK Berpotensi Menjadi Pandemi

Ada Pemberitaan Berikan Upeti Ke APH, Penambang Pasir Tradisional Sungai Brantas : Itu Tidak Benar

Rabu, 22 Januari 2025 | 18:14 WIB
header img
Penambang pasir berhenti beroperasi. Foto : iNewsKediri.id/ist

KEDIRI, iNewsKediri.id - Penambang Pasir Tradisional yang berada di Jalan Mayor Bismo tepatnya Belakang Masjid Baiturahman Kelurahan Semampir Kecamatan/Kota Kediri harus berhenti beroperasi atau bekerja sementara. Hal itu dikarenakan usai mendapatkan kabar pemberitaan menyudutkan mereka terkait penambang pasir tradisional di Sungai Brantas itu memberikan upeti kepada Aparat Penegak Hukum (APH). 

Salah satu Penambang Pasir Tradisional, Marlan (52) mengaku, berita yang berisi tentang memberikan upeti kepada aparat penegak hukum atas aktivitas penambang pasir tradisional per titik sebesar Rp 2,5 juta tidak benar. Namun demikian, warga justru merasa resah atas pemberitaan yang menyudutkan mereka. Apalagi salah satu jalan bagi warga setempat untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari adalah bekerja dengan cara menyelam untuk mencari pasir.

"Kita penambang tradisional sudah lama, bukan pakai cara mekanik. Ini sudah turun temurun sejak kakek ke anak dan cucu cari nafkahnya disini. Ada berita tidak jelas perlu diklarifikasi karena kita kasihan warga sini," katanya.

Menurut Marlan, warga tidak ada merasa dirugikan atas aktivitas tersebut yang sudah lama berjalan sekitar puluhan tahun. Di samping itu, penambang manual juga bisa membantu agar lingkungan bersih menjadi asri karena di Sungai Brantas sangat banyak sampah pampers yang dibuang maupun plastik.

Dengan adanya pemberitaan sebelumnya membawa dampak bagi penambang pasir tradisional karena mereka sudah tidak bekerja satu minggu.

"Jangan sampai terjadi kita diadu dengan aparat penegak hukum. Secara otomatis dari APH juga tanda tanya karena faktanya disini tidak ada (memberikan upeti kepada APH)," ucapnya.

Disisi lain, aktivitas penambang pasir tradisional membuat perekonomian di warung sekitar menjadi hidup. Hal itu sangat membantu perekonomian warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan, warga yang bekerja di tambang pasir tradisional ada sekitar 15 orang.

"Sehari para pekerja disini dapat upah Rp 50 ribu. Kalau libur seperti ini otomatis kita ya tidak dapat apa-apa," ungkapnya.

Sementara itu Zaenal Arifin, warga setempat menyebut, adanya aktivitas penambang pasir tradisional di wilayahnya sangat menguntungkan warga sekitar karena banyak pedagang yang berjualan bisa laku membantu perekonomian. 

"Tidak ada resah sama sekali. Ini yang bekerja disini semuanya warga asli sini (Kelurahan Semampir)," tuturnya.

Editor : Agung Kridaning Jatmiko

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut