KEDIRI, iNewsKediri - Ditengah kasus Covid-19 di Indonesia yang tengah meningkat secara terus terusan.
Mengingatkan kita terhadap terapi atau pengobatan menggunakan plasma konvalesen.
Pengobatan bagi pasien Covid-19 menggunakan plasma konvalesen sudah dilakukan sejak terjadinya lonjakan kasus pada gelombang satu dan gelombang kedua.
Lalu, jika melihat kondisi saat ini apakah plasma konvalesen masih efektif dan ampuh untuk mengobati bagi pasien Covid-19?
Berikut ini ada beberapa pendapat dari beberapa ahli kesehatan :
Berdasarkan hasil penelitian Johns Hopkins Medicine and the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, terkait penggunaan Plasma Konvalesen sebagai pengobatan awal untuk pasien penderita Covid-19 disebutkan bahwa terapi plasma konvalesen efektif mencegah pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit dalam 28 hari setelah menerima transfusi plasma.
Namun WHO menyebut bahwa terapi plasma konvalesen harus diberikan pada pasien yang berada di rumah sakit, sebagai bentuk pelayanan yang berbasis penelitian.
Karenanya, sejumlah peneliti pun masih terus melakukan sederet uji coba tentang plasma konvalesen.
Sebelumnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika – Food and Drug Administration – FDA juga pernah mengeluarkan pernyataan bahwa plasma konvalesen dapat diberikan kepada pasien rawat jalan di samping kepada pasien rawat inap.
Terapi ini diberikan terutama kepada pasien-pasien yang memiliki gangguan imunitas atau mendapatkan terapi imunosupresif.
Hal ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian multicenter di AS yang menemukan pemberian Plasma Konvalesen secara dini, dapat mencegah hospitalisasi lebih dari 50%.
Terlebih lagi penelitian besar tersebut mengacu kepada pemberian Plasma Konvalesen dalam 9 hari pertama, sejak gejala pertama penyakit Covid-19 timbul.
Ternyata hal tersebut juga menjadi parameter pemberian Terapi Plasma Konvalesen (TPK) sesuai pedoman Buku TPK di Indonesia.
Pakar Kesehatan Dr dr Monica, SpAn, KIC, MSi, MM, MARS pun menjelaskan efektivitas plasma konvalesen untuk menyembuhkan pasien Covid-19.
Dok Mo mengungkap bahwa saat ini RS Unggul Karsa Medika (RS UKM) masih berkomunikasi secara intensif dengan para peneliti Plasma Konvalesen, baik yang saat ini bertugas di Mayo Clinic, Johns Hopkins University, dan juga Albert Einstein College of Medicine.
“Hal tersebut (plasma konvalesen) juga banyak dilakukan baik di rumah sakit di Indonesia maupun di luar negeri,” paparnya dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Itama Ranoraya.
Berharap agar semua pihak sebaiknya lebih terbuka dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan.
"Di sejumlah pusat penelitian plasma di AS, pemberian plasma konvalesen sudah mulai berlanjut dan ditujukan kepada mereka yang berusia muda (anak-anak), sesuai dengan indikasi dari hasil penelitian," terang dia.
Sementara itu dikutip dari situs resmi PMI DKI Jakarta, Kepala UDD PMI DKI Jakarta dr Niken Ritchie MBiomed juga mengatakan bahwa terapi plasma konvalesen ini masih tetap dilakukan uji klinis.
Apalagi kalau banyak permintaan yang nantinya dapat membantu dan mendukung penelitian.
Penelitian dilakukan oleh berbagai pihak, agar kita mengetahui efektifitas dari terapi Plasma Konvalesen bagi penderita Covid-19," ucapnya.
Selama ini, menurut dr Niken Ritchie, terapi plasma konvalesen sebenarnya memiliki banyak manfaat.
Sejauh yang dirasakan penyintas Covid-19 yakni mereka akan menjadi lebih sehat dan imun tetap terjaga.
Karena fungsi plasma darah adalah membawa berbagai zat penting, seperti protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel yang berbeda di dalam tubuh.
"Ini termasuk juga hormon pertumbuhan yang membantu otot dan tulang bertumbuh, serta hormon pembekuan yang membantu tubuh menghentikan pendarahan saat mengalami luka," tambah dia.
Sekedar diketahui, Plasma Konvalesen merupakan plasma yang diambil dari orang yang sudah pulih dari Covid-19, dan darahnya memiliki antibodi melawan SARS-CoV-2.
Editor : Rohman