KEDIRI, iNewsKediri.id - Ketoprak merupakan kesenian asli pulau jawa yang keberadaanya kini mulai jarang ditemukan. Mitra Erlangga Jaya mungkin satu-satunya ketoprak tobong yang saat ini masih eksis di Jawa Timur. Guna mengenalkan dan melestraikan budaya ketoprak terhadap generasi muda, ratusan siswa di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyaksikan pagelaran ketoprak.
Guna mengenalkan dan melestarikan budaya, ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri Baye 1, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyaksikan pagelaran kesenian ketoprak, Sabtu (18/3/2023). Seperti diketahui, saat ini keberadaan kesenian asli pulau jawa ini sudah sulit ditemukan. Mungkin ketroprak asli Kabupaten Kediri ini menjadi satu – satunya kelompok yang masih eksis di jawa timur.
170 siswa-siswi ini terlihat asyik menyaksikan setiap jalan cerita dari pertunjukan ketoprak yang berjudul Joko Kendil di Lapangan Desa Baye tersebut. Hanya dengan membayar Rp3.000, mereka dapat menyaksikan kesenian yang kini jarang ditemukan tersebut dengan durasi sekitar 2 jam.
Seperti halnya Muhammad Haikal Ghifari, salah satu siswa yang mengakui baru pertama kali menyaksikan ketoprak. Menurutnya, selain cerita yang asyik, kostum yang dipakai dalam ketoprak juga menarik, selain itu dengan menyaksikan ketoprak dapat melestarikan budaya asli milik bangsa indonesia, ditengah maraknya perkembangan internet.
“Baru pertama kali melihat, meski belum sepenuhnya mengetahui ceritanya, tapid ari gerakan dan kostum sangat menarik, bahkan saat banyolan cukup lucu,” kata Haikal.
Sementara itu, Kasih, Guru SDN Baye 1 mengatakan, keberadaan ketoprak saat ini sangat memprihatinkan, karena sudah sulit ditemukan, oleh karenanya, dengan mengajak para murid menyaksikan ketroprak, diharapkan dapat memupuk kepedulian siswa untuk melestarikan budaya ketoprak tersebut.
“Keberadaanya memprihatinkan, karena saat ini sudah sulit menemukan ketoprak, oleh karenanya dengan mengajak para siswa kesini, diharapkan dapat memupuk kepedulian mereka untuk melestarikan budaya asli Jawa tersebut,” tutur Kasih.
Jahir Sutikno atau lebih akrab disapa Lelor selaku Pimpinan Ketoprak mengaku senang adanya anak-anak muda yang masih peduli dengan kebudayaan. Pasalnya kesenian ketoprak sarat dengan nilai dan muatan lokal daerah, selain itu, masyarakat awam bisa menikmati dan memahami makna cerita.
“Dalam ketoprak terdapat nilai dan muatan lokal daerah, saya juga merasa senang dengan keberadaan siswa yang masih mau menyaksikan ketoprak, bahkan mereka terlihat semangat untuk menyaksikan,” jelas Lelor.
Untuk diketahui, ketoprak tobong Mitra Erlangga Jaya sudah berdiri sekitar 10 tahun, dengan jumlah personel sekitar 25 orang yang terdiri dari 16 KK, dalam pentas yang berlangsung tiga kali dalam seminggu mereka selalu berpindah-pindah. Dalam 4 bulan terakhir berada di lapangan Desa Baye, sementara sebelumnya juga pernah pentas di wilayah Kecamatan Plemahan, Kecamatan Ngasem, bahkan sampai di wilayah Nganjuk.
Editor : Rohman