KEDIRI, iNewsKediri - Virus cacar monyet memang sudah terdeteksi di Indonesia, menyerang seorang pria yang berdomisili di Jakarta.
Masyarakat pun diminta tidak panik, mengingat cacar monyet sangat berbeda dari Covid-19.
Tapi, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa saja gejala yang menyerang jika seseorang terpapar virus cacar monyet.
Gejala cacar monyet secara umum timbul di area kulit terbuka seperti lesi pada tangan, wajah dan kaki. Namun ada juga gejala bisa muncul di area tertutup, hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK.
Menurut dr Hanny lesi (luka) bagian dari gejala cacar monyet, bisa muncul di area genital (kelamin) baik pria atau wanita.
Hal tersebut diakibatkan adanya kontak erat (KE) secara seksual. Sehingga gejala seperti itu menjadi perhatian karena di area tertutup atau tidak terlihat, kecuali dalam pemeriksaan oleh tenaga kesehatan.
"Tetapi perhatian khsusus pada orang-orang yang melakukan kontak seksual erat sangat intens. Di area yang bisa muncul gejala klinis di area sekitar vagina dan verianus, itu terjadi saat kontak erat kulit dengan kulit dalam waktu lama," kata Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dr Hanny di Gedung DR R. Soeharto.
Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan sehubungan dengan kasus pertama cacar monyet yang terkonfirmasi. Tidak diketahui apakah memiliki gejala klinis di area genital tidak diketahui.
"Untuk lesi yang tertutup ini bisa mengenai mukosa kelamin, ini tidak terkait dengan pasien yang pertama ya tidak tahu, karena tidak di declare," jelasnya.
Lebih lanjut dr Hanny mengatakan, perlu adanya keterampilan dokter dalam mendeteksi atau memahami gejala-gejala klinis dari cacar monyet. Hal tersebut dilakukan pada pasien sampai terduga atau suspek cacar monyet, di mana para dokter dalam IDI akan terus mengasah kemampuan. Juga lebih berhati-hati dalam mengamati gejala klinis cacar ini.
"Keterampilan klinis untuk melakukan pengamatan, wawancara dalam dan detail kepada pasien yang terduga dan suspek monkeypox. Diwaspadai atau diasah oleh para dokter, PB IDI mempunyai PR pekerjaan besar untuk mengelaborasi para dokter-dokter, agar aware pada gejala klinis monkeypox," imbuh dr Hanny.
Sebelumnya, Prof Zubairi Djoerban, menyarankan agar mengurangi pasangan seksual terlebih pada orang yang tidak Anda kenal.
Selain itu, jika Anda memiliki pasangan tidak ada salahnya untuk saling melakukan deteksi dini. Ini menurunkan risiko terpapar cacar monyet juga.
Editor : Rohman