iNewsKediri - Perayaan kirab budaya cap go meh merupakan rangkaian tradisi masyarakat Tionghoa pada tahun baru China.
Dalam dalam bahasa Hokkien, istilah Cap Go Meh berarti malam ke lima belas.
Dalam perayaan ini biasanya dilakukan dengan melakukan ritual berdoa di vihara maupun atraksi barongsai yang mewarnai perayaan Cap Go Meh.
Selain ituadanya perayaan, tak lengkap dengan hidangan masakan yang menjadi simbol perayaan ca go meh.
Adanya makanan tersbut memiliki makna tersendiri yang diwariskan sejak dahulu kala atau turun temurun.
Berikut penjelasan mengenai kuliner yang paling titunggu pada saat perayaan cap go meh
- Lontong khas Cap Go Meh
Pada abad ke-14 dahulunya ada larangan membawa wanita bagi para imigran China.
Sehingga mereka pun menikahi dengan para wanita Jawa.
Menjadikan budaya antar Jawa dan China melekat dalam keturunannya.
Pada saat mereka menjadi warga tetep di Jawa, orang-orang Tionghoa terbiasa memakan masakan tradisional yang dibuat istrinya.
Kemudian menjadikan makanan tradisional China yaitu Yuanxiao (Bola Nasi) diganti dengan lontong, yang merupakan kue beras lokal di Jawa. Lalu Lontong tersebut disajikan dengan berbagai hidangan khas Jawa.
Kuliner lontong Cap Go Meh melambangkan asimilasi dua budaya yaitu kemeriahan tahun baru dan simbol keberuntungan.
- Kue Keranjang
Pada zaman kuno merka percaya bahwa mata anak-anak akan menjadi tebal jika tidak memakan kue keranjang.
Menjadikannya sebuah kebiasaan sehingga merka akan membawa persembahan berupa kue dalam keranjang pada saat merayakan Cap Go Meh.
Persembahan ini diartikan sebagai bentuk Terima kasih dan memohon akan keselamatan diri.
- Onde-onde
Masyarakat Tionghoa memiliki kebiasaan untuk memakan onde-onde pada perayaan Cap Gi Meh sejak masa Dinasti Song pada tahun 960-1279 Masehi.
Tradisi ini biasa disebut Yuanxiao, berbeda dengan masyarakat dari China Selatan yang menyebut tradisi ini Tangyuan.
Makanan ini dipercaya dapat memberikan keberuntungan.
- Jeruk
Makanan yang wajib ada saat perayaan Cap Go Meh selanjutnya yaitu buah jeruk. Maman ini dianggap menjadi simbol kemakmuran bagi masyarakat Tionghoa. Buah jeruk oleh masyarakat.
Buah ini juga dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan tradisi yaitu dengan melempar jeruk.
Tradisi ini sudah dilakukan masyarakat China Selatan dari abad-19 Selain itu ada pula tradisi melempar jeruk yang berasal dari komunitas Hokkien yang dilakukan masyarakat China Selatan sejak abad ke-19.
Tradisi ini dilakukan dengan harapan datang pria yang akan datang mengambil jeruk mereka.
Editor : Rohman
