Indonesia Posisi Kedua TBC. Dinkes dan SSR YABHYSA : Masyarakat Ayo Bergerak Lakukan Pencegahan

Kridaning Jatmiko
Paparan data dasus TBC di Indonesia. Foto : iNewsKediri.id/Jatmiko

KEDIRI,iNewsKediri.id - Kasus tuberculosis (TBC) menjadi perhatian khusus pemerintah, pasalnya saat ini Indonesia berada pada posisi kedua (ke-2) dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia dibawah India dan diikuti oleh Cina.

Menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri bersama Yayasan SSR Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA), sebuah lembaga yang secara khusus berfokus pada perhatian terhadap TBC, terus berkomitmen untuk meningkatkan deteksi kasus baru TBC di Kabupaten Kediri.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Retno Handayani mengatakan jika Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri sendiri, tidak bisa melakukan pencegahan dan penanganan kasus TBC. Untuk itu pihak Dinkes menggandeng dan bersinergi dengan semua pihak, termasuk Yayasan SSR YABHYSA Kabupaten Kediri.

"Kerjasama ini dalam penemuan kontak erat TBC. Karena jika ditemukan 1 pasien terkena penyakit TBC, maka 1 rumah harus dilakukan tracing dilacak serta investigasi. Karena penularan TBC ini sangat cepat. 1 orang bisa menular ke 10-15 orang," Kata dr Retno Handayani, Rabu (13/12/2023).

Saat ini di Kabupaten Kediri, tercatat 2.359 kasus positif TBC, namun hanya 74 persen yang menjalani proses pengobatan, sedangkan sisanya tidak diketahui berobat ke non medis atau seperti apa.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri per 12 Desember 2023 menunjukkan bahwa capaian cakupan penemuan kasus TBC sebesar 2.359 (estimasi kasus 2.921), angka presentase yang melakukan pengobatan sebanyak 74 persen, keberhasilan pengobatan sebesar 88,5 persen,  angka terkonfirmasi Multi Drug Resistant (MDR) 32 kasus, dan 27 kasus mulai pengobatan pada 2023, TB anak 290 kasus, TB HIV 20 kasus. dan 88 kasus kematian akibat TB.

"Dari jumlah 74 persen yang berobat, sekitar 88,5 persen yang sembuh, sedangkan sisanya belum sembuh, dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Namun kebanyakan Multi Drug Resistant (MDR), seperti putus minum obat atau tidak meneruskan berobat ke rumah sakit," Imbuh Retno.

Sementara koordinator program SSR YABHYSA peduli TBC Kabupaten Kediri Sri Astutik mengatakan, untuk penanggulangan kasus TBC tersebut, SSR YABHYSA menggelar pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis bersama dengan Dinasw Kesehatan Kabupaten Kediri. Dengan pernyataan bersama upaya kolaborasi tersebut diharapkan menjadi ruang untuk masyarakat agar dapat memahami bahwa TBC merupakan suatu penyakit yang dapat disembuhkan dan menghilangkan presepsi masyarakat yang negatif kepada pengidap TBC.

“Saat ini banyak sekali keluarga penderita TBC yang merahasiakan jika ada keluarganya menderita TBC. Ibaratnya kita seperti mencari jarum dalam jerami. Namun begitu, kita akan terus melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada warga, agar membawa penderita ke TBC ke medis, harapan kami penyakit itu tidak lagi dijauhi dan menghapus paradigma masyarakat sehingga masyarakat benar-benar mau berobat,” jelas Sri Astutik,

Sri Astutik menambahkan, SSR YABHYSA  menurunkan relawan untuk memberikan pengarahan kepada keluarga penderita, serta memberikan pemahaman terhadap keluarga jika penderita TBC, jika TBC bukan aib.

“Relawan kami langsung terjun ke masyarakat untuk memberikan pemahaman, karena selama ini banyak yang beranggapan jika penyakit TBC adalah aib dan juga penyakit keturunan, selain itu kami akan terus melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada warga, agar membawa penderita TBC ke medis," imbuh Sri Astutik.

Selain relawan turun langsung ke masyarakat, SSR YABHYSA juga melakukan koordinasi dengan Puskesmas atau klinik kesehatan, agar jumlah penderita TBC yang sudah memeriksakan diri diketahui berapa jumlahnya.

“Kami juga berkoordinasi dengan Puskesmas dan klinik-klinik yang ada di daerah, agar mengetahui jumlah penderita yang telah melakukan pemeriksaan dan pengobatan,” tandasnya.

Seperti diketahui Tuberkulosis (TBC) sendiri merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Menurut Global TB Report tahun 2023, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia dengan kasus TBC terbanyak, salah satu penyebabnya adalah terganggunya capaian pada penemuan kasus dan diagnosis saat Pandemi Covid-19, karena saat itu pemerintah fokus penanganan virus Covid-19.

Oleh karenanya dalam upaya penanggulangan TBC memerlukan dukungan semua pihak sehingga Dinkes Kabupaten Kediri bersama SSR YABHYSA  mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak bersama dalam pencegahan dan penanggulangan TBC.

Editor : Rohman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network