KEDIRI, iNewsKediri - para perempuan, salah satu masalah kesehatan yang mengkhawatirkan adalah kanker payudara. Oleh karena itu, disarankan untuk memeriksa sendiri apakah Anda memiliki benjolan di payudara.
Nah, jika Anda merasa ada benjolan di payudara, jangan dianggap sepele dan akan kempes dengan berjalannya waktu. Sebab, benjolan di payudara bisa saja tumor yang dapat bertumbuh menjadi kanker. Oleh karena itu, disarankan segera periksa ke dokter bisa saat meraba payudara sendiri ditemukan adanya benjolan.
"Kanker itu punya sifat bertumbuh dengan cepat sekali. Kami sebutnya 'doubling time' yang sangat cepat," papar Dokter Adityawati G. M.Biomed saat ditemui di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta Selatan.
Dokter Dita, nama sapaannya, melanjutkan, karena sifat sel kanker itu bertumbuh dengan sangat cepat, pasien kanker bertaruh dengan detik. Karena itu, jika ditemukan benjolan di payudara, segera periksa.
Kanker payudara
BACA JUGA:
"Makanya, bukan hal yang tidak mungkin perempuan yang menemukan ada benjolan di payudara, 2 sampai 3 bulan berikutnya sudah stadium 3 bahkan 4. Segitu cepatnya kanker tumbuh di tubuh," tambah Hospital Director MRCCC Siloam Hospitals Semanggi itu.
Dari paparan ini, kata dr Dita, penting bagi setiap perempuan agar mau skrining kanker payudara. Jika sel kanker ditemukan lebih awal, itu akan lebih baik dan memengaruhi kesembuhan penyakit. "Kalau sel kanker ditemukan pada stadium awal, prognosisnya bisa sangat tinggi yaitu 90-95%. Semakin dini ditemukan, semakin besar angka harapan hidupnya," ujarnya.
Memang, tidak semua perempuan disarankan lakukan tes mamografi untuk deteksi kanker payudara. Bukan tanpa alasan, itu berkaitan dengan gambar hasil mamografinya. Menurutnya, perempuan produktif yang masih menyusui atau masih berencana punya anak, payudara mereka masih dipenuhi kelenjar ASI dan ini memengaruhi hasil mamografinya.
"Nah, karena kelenjar ASI-nya masih banyak, itu bakal bikin nyaru hasil mamografi. Jika ada kelainan seperti sel kanker, gambarannya jadi tidak jelas," jelas dia.
Lain cerita pada perempuan berusia 35 tahun ke atas. Kelompok ini, kata dr Dita, kelenjar ASI-nya mulai tidak banyak, apalagi pada perempuan 40 tahun ke atas. "Kebanyakan dari mereka payudaranya lebih banyak lemak dan tidak padat, yang mana dengan kondisi ini hasil mamografinya bisa lebih jelas terlihat jika ada kelainan," sambung dr Dita.
Karena hal itu, tes mamografi untuk deteksi kanker payudara mulai dilakukan pada usia 35 tahun ke atas. Pengerjaannya pun sekali dalam hidup. Hanya saja, jika usianya sudah 40 tahun ke atas, disarankan tes mamografi dikerjakan 2 tahun sekali. "Kalau sudah berusia 50 tahun ke atas, tes mamografi dilakukan setahun sekali. Ini rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WH0)," tambah dr Dita.
"Mereka yang punya riwayat keluarga kanker payudara disarankan juga untuk melakukan tes mamografi, bisa dimulai tes pertamanya di usia 28-29 tahun," sambungnya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait