KEDIRI, iNewsKediri.id - Peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak masyarakat untuk mengurangi produksi sampah, terutama sampah plastik. Selain itu, Pemerintah Kota Kediri akan terus mengajak masyarakat mengampanyekan untuk mengurangi sampah plastik. Tidak boleh ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sungai. Sebab sampah yang dibuang ke sungai ini dapat menyumbat.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, di Kota Kediri sampah yang masuk di TPA setiap harinya sebanyak 140 ton, atas hal tersebut tentunya dibutuhkan upaya untuk mengurangi sampah. Oleh karenanya, pihaknya akan membuat surat untuk pusat-pusat perbelanjaan agar tidak menggunakan tas plastik.
"Setiap harinya terdapat 140 ton sampah yang masuk ke TPA, nanti saya akan buat surat untuk pusat-pusat perbelanjaan agar mereka tidak menggunakan tas plastik. Apalagi saat ini ada yang berbahaya yakni sampah micro plastik, sehingga jika kita konsisten kita bisa menurunkan sekitar 20 persen sampah yang dibawa ke TPA," ujarnya Selasa (21/3/2023).
Sambutan Walikota Kediri. Foto: iNewsKediri.id/ dok. Humas Pemkot
Wali Kota berharap, di tingkat rumah tangga sudah dimulai untuk memilah sampah. Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan untuk dibuat pupuk maupun mikro enzim.
"Saya terus ingatkan penggunaan plastik sekali pakai harus dikurangi. Kita terus berkampanye untuk menjaga lingkungan. Di Kota Kediri ini ada sekitar 4000 biopori untuk mengatasi banjir," jelasnya.
Wali Kota Kediri juga menambahkan bahwa kader bank sampah di Kota Kediri telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan. Keikutsertaan kader bank sampah dimulai tahun ini, sebab pekerjaan memilah sampah ini juga memiliki risiko.
"Saya rasa kader bank sampah ini perlu dicover juga. Pekerjaannya juga mengandung risiko apabila terjadi sesuatu di kemudian hari ini bisa menjamin. Jadi ada benefit lebih apabila menjadi kader bank sampah," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar berbagi kiat untuk mengurangi produksi sampah plastik. Dimana hal itu dapat dimulai dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini berbagi kiatnya dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tersebut.
"Di sini saya berbagi upaya yang telah saya lakukan dalam mengurangi sampah. Apa yang saya lakukan ini bisa dimulai secara pribadi tanpa melibatkan orang lain. Prinsip mengurangi sampah harus berangkat dari diri sendiri. Kalau kita punya kemauan pasti segala hal akan menerapkan prinsip tersebut," ujarnya.
Bunda Fey menceritakan langkah pertamanya untuk mengurangi produksi sampah plastik dimulai pada tahun 2016. Dimana saat itu, Bunda Fey sudah tidak lagi menggunakan pembalut sekali pakai. Yakni beralih dengan menggunakan menspad ketika menstruasi. Kemudian meminimalisir penggunaan diapers untuk anak-anak balita dan dapat menggantinya dengan menggunakan popok kain. Hal semacam ini harus dimulai, sebab sampah dari pembalut ataupun diapers sekali pakai efeknya sangat buruk bagi lingkungan. "Hal-hal kecil seperti itu lah yang sebetulnya kita perlukan. Saya sudah berhasil menerapkannya dan saya harap masyarakat juga bisa menerapkannya. Karena kondisi lingkungan kita ini sudah semakin parah maka kita harus masif mengurangi sampah," ungkapnya.
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini menambahkan hal lain yang sudah dilakukannya adalah membawa tumbler minuman, tidak menggunakan sedotan plastik, dan tidak menggunakan kantung kresek sekali pakai saat berbelanja. Hal ini mungkin dipandang tidak praktis bagi kebanyakan orang. Namun langkah kecil tersebut dapat menyelamatkan lingkungan.
"Kalau kita sudah terbiasa kita akan temukan kepuasan ketika kita minim atau bahkan tidak sama sekali memproduksi sampah. Kita harus mulai kurangi sampah karena tidak ada kota yang ingin TPA-nya bertambah dan bertambah. Tidak ada cara lain untuk menekan sampah kecuali dengan kebijakan yang tepat dan kesadaran warganya," imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam peringatan HPSN ini, Wali Kota Kediri juga melakukan pemasangan casing biopori. Lalu juga diserahkan penghargaan kepada Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional yang diraih SDN Betet III, penyerahan 20 tempat sampah untuk Perum BTN Rejomulyo guna mendukung kampung proklim, penyerahan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada kader bank sampah, serta penyerahan santunan JKM dan JHT.
Turut hadir, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, Kepala DLHKP Anang Kurniawan, Camat Kota Arief Cholisudin, Lurah Rejomulyo Jahroni, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan, Kepala Sekolah Adiwiyata, Komunitas Lingkungan (Koling), Kader Bank Sampah, dan tamu undangan lainnya.
Di tempat berbeda, Imam Wihdan Sargasi dari Sagara Hijau Indonesia mengapresiasi pola yang dilakukan warga kota Kediri dalam penyelesaian persoalan sampah, karena masalah sampah tidak akan selesai jika tidak ada keterlibatan dari warga, salah satunya melalui bank sampah. Bank sampah sendiri jika ditingkatkan kemampuannya dengan keterlibatan pihak swasta sebagai investor, melalui penambahan mesin pengolah sampah maka kemampuan penyelesaian persoalan sampah juga turut naik.
"Dengan keterlibatan swasta sebagai investor melalui penambahan mesin mekanis, maka kemampuan penyelesaian sampah juga akan naik," jelas Imam.
Editor : Rohman