KEDIRI, iNewsKediri - Warga Desa Sumbercangkring, di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar tradisi Barik’an.
Tradisi ini digelar di tanah yang dipercaya menjadi cikal bakal desa tersebut, sejak 1 Muharam 1325 Hijriah atau 1907 Masehi.
Tradisi ini sekaligus menjadi upaya warga untuk membangkitkan kembali sejarah masa lampau , untuk terus dilestarikan.
Tradisi Barik’an ini diawali dengan arak-arakan tumpeng lengkap oleh warga dan puluhan santri Pondok Pesantren Pari Ulu.
KH. Mustain Anshori, pengasuh Ponpes Pari Ulu mengatakan, tradisi barikan sendiri merupakan bentuk syukur warga, sekaligus menjadi upaya mereka untuk membangkitkan kembali sejarah masa lampau, untuk terus dilestarikan.
Usai arak arakan, warga menggelar doa bersama di tanah yang konon percaya menjadi cikal bakal Desa Sumbercangkring, yang merupakan pemekaran dari Desa Wonojoyo.
Di tanah ini, tumpeng kemudian disantap bersama oleh warga.
“Kegiatan ini untuk mengenang para pahlawan, termasuk orang yang konon membuka wilayah di Desa Sumber Cangkring, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai perjuangan para pahlawannya, sementara makna tumpeng sendiri sebagai wujud syukur agar Indonesia menjadi negara yang makmur,” tutur KH. Mustain Anshori
Desa Sumber Cangkring sendiri memiliki tiga dusun. Dusun Sumbercangkring , Sumberagung , dan Babadan.
Konon nama nama itu lahir karena banyaknya sumber mata air di kawasan ini.
Editor : Rohman