KEDIRI, iNewsKediri - Klub sepak bola Persebaya Surabaya menjadi salah satu klub yang terbilang sukses di jagad sepak bola tanah air.
Tentu saja kesuksesan klub ini tak lepas dari peran seorang pelatih yang bernama Aji Santoso.
Nama Aji Santoso, sudah tak asin bagi masyarakat Indonesia khususnya penggemar Persebaya Surabaya.
Aji Santoso bisa dikatakan sebagai sosok utama atau otak utama dari kesusksesan klub tersebut.
Ia merupakan salah satu pelatih yang cukup disegani di kancah sepak bola nasional.
Sejumlah tokoh sepak bola Tanah Air bahkan menyebut Persebaya Surabaya racikan Aji merupakan tim dengan permainan paling atraktif di Liga 1 Indonesia.
Juru taktik Persik Kediri, Javier Roca merupakan salah satu pelatih yang mengamini hal tersebut.
Menurutnya, Persebaya seharusnya berada di dua besar memperebutkan titel juara bersama Persib Bandung dan Bali United.
“Saya heran mengapa mereka tidak berada di peringkat satu atau peringkat dua, dengan semangat seperti itu, mereka layak mendapat hasil yang lebih bagus,” kata Roca usai timnya bertemu Persebaya pada 10 Maret 2022 lalu.
“Persebaya adalah tim terbaik di Liga 1 secara permainan, mereka layak ada di tiga besar, permainan mereka sangat cantik, dan efektif,” tambah pemainnya, Arthur Irawan.
Aji pun berhasil menyabet penghargaan pelatih terbaik Liga 1 musim 2021/2022 .
Lalu, siapakah sebenarnya sang sosok juara tanpa mahkota tersebut? Nama Aji harum di kancah sepak bola Indonesia. Dirinya merupakan pemain yang ikut mempersembahkan emas untuk Timnas Indonesia pada ajang SEA Games 2021.
Namun, Aji merupakan musuh bagi sebagian pendukung Arema. Pasalnya, dirinya dicap pengkhianat oleh suporter Arema karena pernah membelot ke tim rival. Aji sejatinya merupakan pria asali Malang.
Dia lahir di Malang pada 6 April 1970, dirinya kemudian memperkuat tim lokal kebanggaan Arek-arek Malang, apa lagi kalo bukan Arema.
Aji memiliki kenangan yang cukup manis bersama tim berjuluk Singo Edan. Bersama Arema, Aji mempersembahkan gelar Galatama musim 1992/1993.
Setelah itu, Aji membelot ke Persebaya pada tahun 1995. Aji pun menghabiskan masa empat tahun bersama Persebaya, bisa ditebak bagaimana reaksi para pendukung Arema saat itu.
Terlebih lagi, Aji tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersembahkan gelar untuk klub berjuluk Bajul Ijo.
Pada musim 1996/1997, Aji mengantar Persebaya mengunci gelar Liga Indonesia.
Pada musim 1999, Aji hengkang ke PSM Makassar dan menghabiskan satu musim. Meski hanya sebentar, Aji juga berhasil membawa PSM menjuarai Liga Indonesia.
Aji kemudian balikan bersama Arema pada musim 2002. Bersama Arema, Aji sekali lagi menikmati kejayaan, yakni menjadi kampiun Liga Indonesia musim 2004.
Usai gantung sepatu, Aji menjajaki karier kepelatihan. Tak main-main, Aji pun memperoleh lisensi Pro UEFA, belum banyak pelatih Indonesia yang mampu memiliki lisensi tersebut.
Aji memulai karier kepelatihannya dengan menukangi Timnas Indonesia U-16 pada tahun 2005.
Kiprahnya bersama Garuda Muda hanya berjalan selama setahun, dirinya kemudian menangani berbagai klub Indonesia dari mulai, Persekam Metro FC, Persik Kediri, PSIM Yogyakarta, Persela Lamongan hingga Arema Cronus sempat mencicipi kembali kursi kepelatihan Timnas Indonesia di kelompok umur U-23.
Aji kemudian ditunjuk kembali untuk menyelamatkan performa Persebaya yang carut marut pada akhir musim 2019.
Aji juga memiliki Sekolah Sepak Bola bernama ASIFA (Aji Santoso International Football Academy).
SSB milik Aji pernah menjadi sasaran kemarahan oknum pendukung Arema pada Februari 2022 silam.
Editor : Rohman
Artikel Terkait