KEDIRI, iNewsKediri - Kondisi tubuh yang berat badannya berlebih atau biasa disebut dengan obesitas ini sangat menggangu aktivitas dan tentu saja juga membuat masalah baru dalam hal kesehatan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM menyebut kebiasaan orang mengonsumsi jenis makanan tinggi gula, garam, lemak berkontribusi pada kejadian obesitas.
"Selain asupan makanan, kurangnya aktivitas fisik selama di rumah khususnya selama pandemi Covid-19 juga dapat menyebabkan lemak semakin menumpuk," ujar Dokter Marya.
Mereka dengan obesitas, menurut studi yang melibatkan karyawan, memiliki tingkat produktivitas yang berbeda jauh dengan orang dengan IMT normal.
Orang yang obesitas sering izin karena sakit.
"Banyak yang usia muda terkaget-kaget. Dia datang (ke dokter) mau mengatur makan, ternyata dia sudah prediabetes atau diabetes yang kalau ditelusur karena pola hidup (tak sehat yang juga salah satunya memicu obesitas," katanya.
Oleh karena itu, Dokter Marya menekankan orang-orang termasuk kaum muda mencegah terkena obesitas, yakni melalui pengaturan keseimbangan energi dalam tubuh.
Upaya ini bisa dimulai dari mengetahui status gizi, mengatur pola tidur atau istirahat yang cukup, menerapkan pola aktivitas fisik yang kontinu dengan intensitas rendah sampai sedang serta mengatur pola emosi makan karena kebiasaan makan dengan jumlah berlebih dan cenderung memilih jenis makanan tidak sehat seperti tinggi gula, garam, dan lemak disebabkan oleh emosi.
Khusus pola makan, sebaiknya perhatikan jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan bahan makanan yang dianjurkan, yaitu jumlah sayur sebesar 2 kali lipat jumlah sumber karbohidrat dan protein.
Di sisi lain, Dokter Marya juga menganjurkan orang-orang memerhatikan label kemasan sebelum makan guna membatasi asupan gula, garam, lemak yang ada di makanan dan minuman.
Hal ini meningkatkan kesadaran pada jumlah gula, garam dan lemak yang dikonsumsi setiap harinya.
Label kemasan setidaknya memuat empat informasi nilai gizi yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.
Penderita obesitas punya peningkatan risiko hipertensi hingga 5 kali lipat, dan risiko penyakit jantung hingga 2 kali lipat.
Oleh karena itu obesitas perlu diwaspadai, karena prevalensi penyakit-penyakit kronis ini di Indonesia terus meningkat, yaitu 10,8 persen untuk diabetes, 34,1 persen untuk hipertensi berdasarkan hasil pengukuran dan 1,5 persen untuk penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter.
Editor : Rohman
Artikel Terkait