Hajat Laut Masyarakat Pangandaran dihadiri Nyi Roro Kidul

Qithfirul Aziz
Nyi Roro Kidul dalam Hajat Laut

PANGANDARAN, iNewsBlitar.id - Setelah dua tahun tidak menggelar Hajat Laut, di tahun 2022 ini warga pesisi pantai selatan Kabupaten Pangandaran kembali jalankan ritual tersebut. Hajat laut yang sebelumnya rutin digelar setiap Kamis Wage di bulan Syura ini dilakukan sebagai bentuk syukuran oleh nelayan atas hasil yang didapatnya.

Dalam acara tersebut, semua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua nampak tumpah ruah memadati areal acara. Meskipun guyuran hujan lumayan deras, namun tak sedikitpun menyurutkan antusiasme masyarakat pesisir Pangandaran dalam ritual hajat laut. 

Warga yang hadir dalam acara tersebut ramai-ramai mengelilingi tandu yang membawa sesaji, serta melakukan iring-iringan untuk melarung di tengah laut. Bukan hanya masyarakat setempat yang mengikuti ritual tersebut, namhn banyak juga wisatawan domestik dan mancanegara yang hadir untuk menyaksikan.

Seorang perempuan tampil mencolok dengan dandanan mirip Nyi Roro Kidul atau Ratu Laut Selatan. Perempuan itu mengenakan gaun berwarna hijau terang membalut tubuh dan kepalanya dihiasi mahkota.

"Penampakan" Nyi Roro Kidul itu menarik perhatian karena berpenampilan berbeda dibanding peserta hajat laut lainnya. Saat berjalan pelan menuju tepi pantai, dia dikawal para prajurit, diiringi para penari, dan aki lengser.

Ritual ini digelar sebagai ungkapan syukur para nelayan atas rezeki yang mereka peroleh selama melakukan aktivitas melaut. Dalam hajat laut juga digelar doa bersama dengan harapan tahun depan, para nelayan diberikan keberkahan, keselamatan, tangkapan ikan melimpah.

Edi Rusmiadi, koordinator kegiatan mengatakan, hajat laut merupakan tradisi leluhur, acara ritual yang dilaksanakan secara turun temurun dari generasi ke generasi sejak zaman dulu. Karena itu, sebagai warisan budaya leluhur, perlu dilestarikan.

"Ratusan warga ikut kirab dongdang atau sesaji yang akan dilarung ke laut. Lalu dongdang di bawa ke tengah laut menggunakan perahu untuk ditenggelamkan. Setalah dilakukan larung dongdang, acara diakhiri dengan tawasul dan cucurak atau makan bersama nasi tumpeng," kata Edi Rusmiadi, Sabtu (13/8/2022).

Saat ini, ujar Edi Rusmiadi, berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab tahun ini digelar alakadarnya, akibat pandemi. "Tahun-tahun sebelumnya, masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan prosesi hajat laut ini lebih banyak. Meriah," ujar Edi Rusmiadi.

Selain hajat laut, panitia acara juga menampilkan beberapa acara hiburan. Ada kesenian Ronggeng Amen, Ketuk Tilu, dan lain-lain. "Selain untuk melestarikan budaya leluhur, tradisi tahunan ini bisa menjadi daya tarik pariwisata," tuturnya. iNews Blitar

Editor : Moch Robby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network